Lihat ke Halaman Asli

Widodo Judarwanto

TERVERIFIKASI

Penulis Kesehatan

Tangis Anak, Bukan Sekedar Tangis

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

tangis anak, bukan sekedar tangis tangis anak adalah ketidak berdayaan jiwa memekikkan dahaga ketidak mampuan raga mencekeram dunia ketidakbisaan tubuh mengekpresikan rasa

Tangis anak bukan sekedar bising jangan disikapi kesal, ketika letih mendera bukan dianggap beban, ketika peluh merata tidak direspon amarah, ketika emosi memerahkan ubun-ubun jangan biarkan, tangis anak adalah saatnya kelembutan mengayuh  jiwanya

tangis anak bukan sekedar berisik tangis adalah kepolosan orok yang tidak bisa dipalingkan jangan anggap hanya karena bau tangan tidak anggap hanya biang cengeng bukan anggap hanya karena latihan napas jangan biarkan, tangis anak adalah waktunya belaian sayang merambah napasnya

tangis anak bukan sekedar gaduh bila tangis anak mencabik-cabik  gendang telinga henti segera nikmat yang sedang kamu santap tunda segera gerak yang kamu ayun akhiri apapun kepentingan duniawi yang kamu tunai jangan biarkan, tangis anak adalah waktunya perhatian segera diluluhkan

tangis anak bukan sekedar lengkingan tangis anak adalah kepolosan alam yang tidak bisa dibohongi suara itu, saatnya ASI gelontori bibirnya yang bergetar kejang desahan itu, waktunya dekapan selimuti jantungnya yang berdegup dahsyat teriakan itu, saatnya kenyamanan pagari warna tubuhnya yang dingin biru

tangis anak, adalah hak anak yang paling sederhana bila itu saja dipungkiri bagaimana kamu bisa memenuhi hak anak lainnya

widodo judarwanto, jakarta, empat belas februari 2000 delapan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline