Jokowi dan Ma'ruf Amin sudah mengumumkan kabinet kerja nya. Ya biasa disebut dengan kata pembatu presiden atau kata kerennya menteri.
Ada 41 menteri yang akan membantu Jokowi dalam periode ini, sama seperti periode sebelumnya. Tidak ada tambahan kementrian baru. Ini pun sudah banyak menurut saya.
Dari 41 menteri ini, terdapat komposisi menarik terlepas dari siapa yang menjabat. Profesional mendominasi yaitu 21 yah even cuma beda 1 kan, sisanya yah kue nya dibagi-bagi.
Namun, jika kita melihat reaksi warga net dan juga pandangan pribadi saya sendiri, jujur saya sedikit kecewa dengan pak De, dikit loh ya gak banyak kecewanya, saya tetap mendukung pemerintah negara kita.
Posisi kecewa saya ada pada komposisi yang tidak memasukan PSI dan Perindo. Betul, menteri adalah hak prerogatif beliau yabg artinya tidak ada satupun pihak atau seseorang yang dapat mendikte keputusan presiden soal pembantunya. Only him. Tapi ya, mbok ya pka rasa lo pak de, wong itu kan mas Raja PSI adalah wakil sekretaris TKN yang kemaren berkeringat-keringat, berlumpur-lumpur dalam pemenangan jenengan.
Selain dia, itu mbaknya si Grace, Tsamara dan mas Riyan jungkir balik sampe berbusa-busa bantuin debat sana sini di tipi dan acara off air lainnya buat membangun citra jenengan. Mereka memang masih muda, tapi sumbangan dan kerja keras mereka yo mohon dilihatlah dengan baik.
Soal perindo, saya sih memang kurang interested. Karna dari awal memang kelompok ini mendukung pemerintah namun terkesan setenga hati karna asa kasus, langsung dukung dan mereka pun kurang tampil dalam rangka memenabgkan pak De.
Politisi muda masih belum diterima?
Kita sama sama sepakat, bahwa ada beberapa anak muda yang masuk kabinet, tapi mereka adalah dari kalangan profesional, sedangkan dari komposisi politikus muda tidak ada sama sekali. Padahal jika mereka bisa masuk, ini akan membawa angin segar dan atmosfer baru dalam dunia politik Indonesia. Dalam posisi ini saya melihat ikim politik kita dan selera pak De masih terbawa arus konservative lama Indonesia. Senioritas.
Semoga pak De dapat memberikan pos tang cukup baik terhadap PSI. Saya ngebayangin mereka sekarang, lagi kumpul di markas terus lagi duduk gitu, sampil ngobrolin piye iki Rek " Parlemen gagal, ini Menteri tak dapat pula" Palingan ada yang neyeletuk dikit "dancok i rek"! Hehee, woles mas mbak. Nanti kita coba kita obrolin sama pak De.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H