Lihat ke Halaman Asli

Dendam Gaun Pengantin

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1342374402832182068

Sheila menatap pilu sebuah gaun pengantin yang terpampang di hadapan nya, gaun merah dengan gelombang indah dan astistik itu kini terlihat bersedih di singgasananya, didalam lemari kayu sebuah kos-kosan.

Pernyataan mengejutkan Bowo di malam 3 hari menjelang hari pernikahanya, telah mengoyak kepercayaan diri dan kebahagiaanya kala itu.

“maafkan aku Sheila… rencana pernikahan ini harus ku akhiri, malam kemarin istriku dilarikan ke rumah sakit di Singapura, dikarenakan Thalassemia kronis yang di deritanya, aku tak bisa bahagia diatas penderitaanya, karena bagaimanapun istrikulah yang telah membuatku jadi orang sukses seperti saat ini. Saat ini aku sedang menuju airpot dengan kedua anakku, I love you Sheila, baik-baiklah kau di Jakarta, good bye.”

Kala itu, Ingin sekali Sheila mengejar dan membunuh lelaki yang suaranya baru saja terdengar dari balik telepon genggam yang baru ditutupnya, tapi dia tak punya daya apapun selain menangisi nasib, dan menyesali dirinya yang bodoh dan baru kali ini mengetahui jati diri sebenarnya dari lelaki yang sudah merenggut ‘kehormatan’nya itu.

Sheila meratapi kesedihanya sendirian, menangisi surat undangan yang sudah terlanjur di sebar ke beberapa teman seprofesi denganya, masih teringat ucapan teman nya saat ia menyerahkan undangan itu “beruntung sekali nasib mu Sheila, bisa dapat pengusaha ganteng macam Bowo”. Kini hanya kekecewaan yang tertinggal, impiannya merajut kebahagiaan bersama Bowo harus rela ia lepaskan.

---

Diskotik, ekstasi dan minuman keras menjadi pelampiasan dalam melalui masa-masa ke-Rapuhan jiwanya, sedang teman-teman hanya mendekatinya ketika dia senang saja, mereka lebih senang mencemooh dan meninggalkan Sheila, dan keluarga… ah.. tak ada yang bisa diharapkan dari keluarganya sejak ia di usir dari rumah ketika diketahui telah menjalani operasi Transgender 2 tahun yang lalu, dan Bowo-lah orang pertama yang mendukungnya melakukan itu.

Hatinya sakit, jiwanya hancur menyesali rasa cinta yang terlanjur dalam,  pikirannya kalut, melalang buana kesegala arah, hingga tak ada lagi cinta dihatinya, dendam telah menyelimuti hatinya, ‘Bowo’... nama lelaki yang telah melukai dan menularkan penyakit Aids kepadanya, tak bisa begitu saja ia lupakan dari relung hatinya.

---

2 tahun berlalu, Pagi ini diberitakan hangat oleh sebuah surat kabar lokal, tentang seorang lelaki yang terbunuh di atas ranjang dengan luka pisau yang ditutupi foto gaun pengantin warna merah.

Sedang Malam harinya, sesosok wanita cantik bergaun merah tengah berlenggok di sebuah kamar kos di hadapan lelaki bertubuh tambun, dan dalam beberapa menit saja… ‘clep’ sebuah pisau telah menancap di perut sang lelaki, lalu dengan sigap ditariknya kembali pisau tersebut sambil mengelap darah yang menempel di pisau tersebut dengan gaun yang dikenakan nya, dan menutup luka nya dengan sebuah foto. Jalinan peristiwa itu disambut dengan senyum menyeringai dari pelakunya sang wanita bergaun merah, “Bowo… tunggulah nasib kalian di ujung pisauku… HAHAHAHAHA…”

*****

1342353592824258809

*****

(ilustrasi gaun : salah satu kreasi Vera wang, linknya lupa hahahaha.. :p )




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline