Lihat ke Halaman Asli

Nek... Simbok Kapan Pulang...

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1311870811742082524

"Kamu makan yang banyak ya, ini kan puasa pertama mu" ucap Nyi Yabi sembari menuangkan beberapa sendok sayur kangkung ke piring cucunya Maeroh.

Tapi kemudian Nyi Yabi terheran menatap cucunya yang hanya memukul-mukulkan sendok ke piring tanpa memakan nya.

"eh..koq ndak makan toh, kenapa nduk ?" Nyi Yabi mencoba menerka apa yang dipikirkan Maeroh

"Maeroh ndak  jadi puasa nek..." sambil cemberut

"loh..koq ndak  jadi piye toh..?"

(masih cemberut)... "Nek... simbok kapan pulang nya sih... Maeroh kan kangen, dulu Simbok pernah bilang mau temani Maeroh makan Sahur tahun ini, tapi koq Simbok malah pergi.. Simbok ngapusi..."

(Sambil menyendok nasi untuknya sendiri) ... "Simbokmu itu kan pergi untuk bekerja, ya.. buat kamu juga, kan tahun depan kamu sudah harus masuk sekolah toh, kalau Simbokmu itu ndak pergi kerja, lalu siapa lagi nanti yang membiayai sekolahmu."

"Tapi kan Simbok bisa kerja dekat sini aja nek, kaya mbok nya Dusmin itu yang punya warung tau ibunya Slamet itu yang kerja jahit baju"

"Maeroh.. Simbokmu itu kan ndak sekolah, dia ndak punya ilmu seperti mboknya Slamet, dan juga simbokmu itu ndak punya uang banyak buat bikin warung kaya mboknya Dusmin, makanya Simbokmu pergi ke Arab kerja disana, karena cuma disana yang bisa terima tenaga dia dan dikasih uang banyak"

"Tapi Maeroh kesepian nenek... Maeroh kangen simbok" mata Maeroh mulai berkaca-kaca dan mulai menangis

(menghampiri Maeroh dan memeluknya hangat).... "cup..cup.. kan ada nenek... kamu jangan nangis ya.."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline