Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Seolah-olah

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

mari kita cermati hiruk pikuk dunia pendidikan belakangan ini, suatu kenyataan yang membuat para orang tua khususnya dari kalangan akar rumput ( rakyat kebanyakan). mereka tertegun ketika tahun ajaran tiba, saatnya pusing tujuh keliling memenuhi segala kebutuhan sekolah putra-putri pada stiap tingkatan, belum lagi kecemasan / ketakutan anaknya ngga keterima disekolah negeri,,, wah semakin tambah kerut kening si orang tua, betapa tidak mau ngga mau mereka harus segera memenuhi segala persyaratan untuk menyekolahkan anak-anaknya. sampailah sebagian harta benda melayang ke pegadaian, atau menimbun hutang baru. sementara bagi kelompok masyarakat kalangan atas ya enjoy ajalah no, problemlah masalah angka-angka yang harus dikeluarkan buat pendidikan anaknya. pertanyaannya ... apakah kondisi ini merupakan keadilan yang dijunjung tinggi dalam falsafah negara tercinta ini. apakah yang berhak memperoleh pendidikan baik hanya kalangan tertentu saja ( berkantong tebal ), sesaat moment tahun ajaran baru berlalu sementara beban biaya terus menghadang tentunya tidak sedikit : buku paketnya, perlengkapan sekolahnya, setelah itu sang anak mestilah les / bimbingan yang harus membayar mahal, ya harus inikan tuntutan pendidikan, yang menetapkan tingkat keberhasilan sekolah hanya berpatokan pada ketetapan angka. Kenyataan saat ini tigkat keberhasilan pendidikan anak tertumpu pada banyaknya biaya pendidikan yang dibayarkan.

Apakah kondisi ini yang diamanatkan undang-undang dasar 45, dan tujuan ideal pendidikan nasional dinegara yang terkenal dengan adat budaya, tata krama dan sopan santun  tinggi ! sebenarnya generasi bangsa ini mau dirogram kemana? jadi robot atau manusia berbudi baik dan berakhlak mulia atau yang ber-angka Tinggi????. Hebatnya lagi kita lihat sekolah - sekolah saling berlomba membuat program klasifikasi pendidikan ada yang bertaraf internasional, ada yang kelas khusus dan sebagainya, entah apa lagi yang jelas menjadi ajang lomba  prestise antar lembaga pendidikan. satu hal yang mencengangkan terhadap program yang diterapkan ada sekolah PERCOBAAN, ini kan mengganjal maknanya apa, pendidikan kok coba-coba.

sepenggal tulisan ini merupakan visualisasi proses pendidikan masa kini.Terima kasih untuk yang membaca dan berkenan memberi attensinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline