Lihat ke Halaman Asli

Samurai Jagoan

Tukang Makan Enak

Sakit (Menata Pikiran)

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sakit ....
Siapa yang mau sakit, pasti nggak ada
Sakit itu nggak enak banget, penuh penderitaan makanya gak mungkin ada yang mau sakit.

Tapi saat itu saya sakit, lumayan parah dan saya rasa saya gak pernah sakit separah itu sepanjang usia saya, begitu seingat saya...

Ceritanya saat itu sedang ada event di kota Medan Sumatra Utara, badan saya gak enak dan terasa panas. Saya pikir panas biasa karena salah makan yang berakibat diare buang-buang air besar berkepanjangan.

Seperti biasa sakit seperti itu saya abaikan tapi ternyata malah berkelanjutan dan parah, wajah saya tampak sangat pucat kata partner saya saat beliau melihat saya walaupun dari bahasa tubuh tetep gak keliatan kalo saya sakit.

Walaupun suhu tubuh tinggi, demam kata orang pintar saya tetap berusaha melaksanakan tugas saya, yaitu berbicara di forum umum di depan publik sesuai undangan untuk seminar Credit Wisdom.

Memang seminar berjalan dengan baik, hasilnya baik juga cuman suhu tubuh saya gak kunjung turun, agak oleng rasanya saat bicara di depan mimbar. Saat turun pun masih oleng (hehehe seperti kapal saja) tapi tetep gak saya rasain sebab saya pikir sakit-sakit kecil biasa.

Ternyata lagi rasa sakit itu berlanjut esok harinya, walaupun waktu bangun tidur dipagi hari rasanya badan dah lebih fit, suhu tubuh dah mendekati normal sehingga saya merasa nyaman-nyaman aja saat menyantap 2 porsi sop Medan yang terkenal itu.

Ternyata yang gak saya duga mendekati jam-jam mengisi workshop suhu tubuh meninggi tapi saya merasa kedinginan sehingga gak berani menghidupkan AC di kamar hotel dan tidur berselimut. Situasi yang tidak pernah terjadi, saya selalu menhidupkan AC dengan suhu terendah paling dingin, tapi kini situasinya terbalik.

Untung saat itu ada partner saya, sehingga saya bisa meminta beliau mengisi sesi pertama, padahal biasanya beliau mengisi sesi penutup dalam workshop Credit Wisdom saya. Jadi waktu istirahat saya semakin panjang, jadi saya bisa lebih lama beristirahat, jadi saya bisa fit nanti jika saatnya tampil tiba.

Gak disangka gak diduga, saya gak bisa istirahat, pikiran malah gak tenang malah kepikiran nanti saya sanggup gak tampil saat sesi saya tiba. Itu berkecamuk dalam otak dan pikiran saya. Semakin lama malah semakin kepikiran dan gak bisa tidur walaupun saya paksa tuk tidur. Saya kepikiran kalo saya gak kunjung sembuh ntar gimana caranya ngisi acara yang durasinya 4-5 jam apa nggak malah pingsan di tempat acara malahan nanti.

Itu yang berkecamuk di otak saya dan makin lama saya makin yakin kalo gak bakalan bisa tampil. Anehnya semakin yakin saya gak bisa tampil kondisi badan rasanya malah semakin nyaman, sampai pada puncaknya saya putuskan untuk berangkat ke dokter ke UGD untuk memeriksa kondisi saya, dan saya memeberanikan diri untuk meminta bantuan EO agar mengantar saya ke rumah sakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline