Lihat ke Halaman Asli

Samurai Jagoan

Tukang Makan Enak

Akibat Emosi, hasilnya bener-bener Gak Bagus

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi tadi sekitar jam 8 saya sampai di bandara udara Husein Sastranegara Bandung, seperti biasa karena sore nanti saya ada acara seminar Credit Wisdom di Hotel Vio Pasteur.

Karena panitia dari event organizer yang mengundang saya dari awal menyatakan tidak bisa melakukan penjemputan serta menyarankan saya agar naik taxi bandara saja ke hotel maka begitu keluar ruang pengambilan bagasi saya segera menuju ke meja penerimaan pendaftaran taxi.

Oleh petugas saya ditanya tujuannya dan segera saya sebutkan kalo tujuan saya adalah hotel Vio yang ada di jalan pasteur. Petugas segera menyerahkan selembar kupon tarif taxi yang harus saya bayar nanti pada saat saya tiba ditujuan.

Pada lembaran kupon voucer itu tertera angka 40 ribu yang artinya adalah saya harus membayar ongkos taxi sebesar angka yang ada di lembaran voucher yang saya terima itu yaitu 40 ribu rupiah.

Letak pool taxinya kira-kira beberapa meter di luar teras bandara. Terbayang oleh saya apabila musim hujan maka pasti akan kerepotan sekali penumpang yang turun pesawat harus menuju taxi yang akan ditumpanginya.

Saat tadi saja pagi dengan cuaca cerah saya melihat betapa repotnya penumpang yang membawa bagasi banyak saat mendorong troli menuju pool taxi untuk mendapatkan taxi yang akan mengantarkannya keluar bandara.

Sesampainya di depan pool taxi ternyata antrian taxinya begitu kacau nggak rapi berbaris urut dimana yang ada di depan yang akan mengangkut penumpang terlebih dahulu.

Saya gak jelas pengaturannya tapi yang saya lihat ada taxi di urutan ketiga di gerombolan sebelah kiri yang menerima penumpang lebih dahulu sementara taxi-taxi yang ada di depannya masih mengantri.

Tapi nggak terlalu saya pedulikan keruwetan itu, mata mengantuk saya lebih saya prioritaskan daripada saya pake otak saya untuk mikir yang nggak-nggak. Saya akhirnya dapat taxi nomor urut dua di gerombolan sebelah kiri dimana taxi didepan taxi yang saya naiki masih belum diisi penumpang.

Singkatnya perjalan lancar sampai di depan hotel karena memang jarak hotel dengan bandara gak jauh paling sekitar 15 menit jarak tempuh saya itu dalam kondisi lalu lintas kota bandung yang padat di pagi hari.

Permasalahan mulai timbul ketika saya menyodorkan selembar uang 50 ribu pada si pengemudi taxi sebagai pembayaran jasanya dalam mengantarkan saya dari bandara ke hotel.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline