Lihat ke Halaman Asli

Samurai Jagoan

Tukang Makan Enak

Saya dan Batik

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya paling gak suka pake batik soalnya berkesan bapak-bapak banget. Tapi mau gimanalagi kata ibu saya kalo ada acara resmi dimana saya dapat undangan hadir maka saya wajib memakai batik apalagi kalo ikut dalam acara resmi bareng bapak saya. Maka saya pakailah batik itu dengan terpaksa.

Saya paling ikhlas pake batik jika dah diubah jadi celana kolor buat sehingga nyaman buat main atau bobok, dan paling sebel kalo batik itu buat di pake ke kondangan atau ke acara resmi

Tapi itu sekarang saya hobi banget dengan batik. Diawali saat saya diajak belanja batik oleh istri saya. Maksudnya adalah belanja kulak buat barang dagangan, buat dijual lagi, kata istri saya batik sekarang keren-keren banyak warna nggak seperti batik jaman dulu yang di dominasi warna coklat atau warna tanah saja.

Ternyata benar juga, saat saya beneran nemenin istri belanja di pusat batik madura yang ada di pualu garam itu maka saya lihat begitu banyak batik dengan beraneka ragam warna dan corak yang lucu-lucu. Ketika itulah saya mulai tergelitik untuk menyukai batik.

Kali pertama saya dengan suka rela pakai batik adalah ketika istri saya membelikan saya bahan batik makassar dengan dua macam motif dan masing-masing motif berwarna pink, warna kesukaan saya. Kemudian saya semakin suka ketika kawan istri saya memberikan saya souvenir berupa batik pontianak yang lagi-lagi berwarna pink.

Nah batik aneka motif tadi lantas dijahitkan istri saya menjadi baju hem lengan pendek yang menurut saya sangat nyaman dipakai.

Sebagai orang kolot bayangan saya akan batik adalah hanya berlengan panjang saja tapi ternyata batik bisa juga dijahit menjadi hem lengan pendek yang keren juga kalo dipakai, berkesan santai dan nggak terlalu resmi. Saya rasa cocok banget dengan gaya saya yang hobi bercelana pendek.

Kesukaan saya akan batik semakin berkembang ketika saya banyak diminta untuk jadi pembicara seminar di berbagai forum dan acara. Nah koleksi batik saya yang hanya 3-4 lembar hem itulah yang saya pakai saat saya bertugas sebagai pembicara seminar.

Semakin sering saya diundang untuk bicara di berbagai seminar semakin saya merasa kalo baju batik yang saya pakai hanya itu-itu saja apalagi semua hanya memiliki 1 warna dominan saja yaitu warna pink, hehehee...

Minat saya akan batik makin menggelora, kalo tadinya saya hanya bantuin antar istri saat kulakan batik sebagai barang dagangannya maka sekarang saya mulai incar batik-batik dagangan istri, dan saya mulai ikutan pilih-pilih saat istri belanja. Maksud saya adalah saya berharap batik yang saya pilih saat istri saya itu belanja gak laku terjual dan akhirnya bisa saya pake sendiri untuk dijahit jadi hem lagi.

Hehheehe...

Istri saya rupanya tau 'niat jahat' saya itu jadi memang bahan batik yang saya pilih tadi nggak dijualnya tapi kemudian dijahitnya jadi hem batik agar kemudian bisa saya pakai saat bertugas.

Dan saya memang akhirnya selalu bertugas jadi pembicara seminar dengan berkostum hem batik lengan pendek yang saya pakai tanpa saya kancingkan sama sekali kancing-kancingnya (bledehan gitu kata orang jawa) begitu gaya saya pake baju batik dengan balutan kaos di balik hem batik tadi. Saya suka gaya saya ini karena sangat nyaman (memuji diri sendiri)

Koleksi batik saya makin bertambah, seiring sejalan dengan seringnya saya berkunjung ke berbagai kota di Indonesia untuk berbagai alasan kepentingan, apakah untuk pekerjaan ataukah untuk senang-senang. Agenda kunjungan ke berbagai kota itu selalu saya manfaatkan untuk mencari batik-batik asli dari daerah itu, yang utama adalah untuk saya sendiri dan yang berikutnya adalah untuk dagangan istri saya.

Selain memang dah disiapin modal kulaknya maka saya juga sering pake uang hasil penjualan buku-buku saya pada saat seminar untuk kulakan batik daerah tersebut, yang nantinya akan dijual ulang oleh teamnya istri di surabaya. Lumayan kan buat tambahan dana untuk bikin buku baru lagi.

Batik makin bikin saya jatuh cinta, dan ternyata Indonesia ini kaya banget dengan motif batik di berbagai daerahnya. Mungkin memang tidak disebut sebagai batik di daerah-daerah tadi tapi biar gampang saya sebut sebagai batik ajalah biar gak susah nyebutnya.

Batik daerah adalah satu yang saya buru saat saya berkunjung ke sebuah daerah karena sekarang saya semakin suka padanya selain saya juga merupakan pemburu kuliner di daerah yang saya kunjungi tersebut. Saya masih dalam taraf suka dan cinta saja dengan ragam warna dan motif batik walaupun masih belom tau arti filosofi dibaliknya.

Dari yang tadinya termasuk anti batik maka saya sekarang menjadi pecinta batik. Hidup memang berubah dan seringnya berubah ke arah yang kita gak duga...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline