Lihat ke Halaman Asli

Samuel Edward

Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Puisi | Litani Indonesia

Diperbarui: 3 April 2019   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wahai, rumah indah berkapur tetanaman!
Kuratapi keberadaanmu di ujung zaman
Kala penghunimu terisak lapar
Para penjaga menjarah perabotmu
Kepala keluarga yang melongo
Coba pimpin pembantu moral iblis
Sia-sia, ia pun jadi iblis
Yang akhirnya jadi dedengkot para penjaga
Menjarahi penghunimu

Duhai, pulau permai permadani katulistiwa!
Kusayangi nasibmu kala mentari berurap
Di saat pohon-pohonmu dicukur gundul
Tanah dan airmu dilahap ketamakan
Sawah ladang bercucuran air mata
Dihantam fondasi gedung
Diperkosa lapangan golf

Amboi, negeri para malaikat!
Ke mana masa keemasanmu sembunyi?
Laut kini mendarah
Hutan sekarang dicat bata
Gunung jadi lembah
Embun jadi asap
Menangisi simponi jerit rakyatmu
Diperkosa lapar dan kebodohan
Tangan malaikatmu sendiri
Yang sudah tak ber-Tuhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline