Dulu pernah kukatakan padamu:
Isyarat nurani terkutuk mati.
Dulu pernah kaukisahkan padaku:
Langkah buta seribu mimpi.
Sekarang ini aku bersabda:
Hanya tekad menghujam jiwa.
Sekarang ini kau bercerita:
Bayang terpaku cerah asa.
Nanti harapku:
Ada perhentian di ujung jalan.
Nanti serumu:
Realita lebih nyata, bangkit sang makna!
Kau dan aku melintas waktu
Membangun takdir, nasib ditentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H