Waktu berdenting tanpa henti...
Menyisakan aku disini, dan engkau dilain sisi....
Aku patah....
Harapan ku terpecah, terbelah tanpa arah...
Aku sedang patah...
Bersama hujan disudut mata mengalir deras...
Dan nafas ku yang terhempas panas....
Suara ku tenggelam hilang...
Senyum ku menguap terbang...
Otak ku terus menolak ketika aku terisak...
Tapi tangisan adalah nyanyian termerdu untuk patah ku...
Ketetapan memang tidak lagi berpihak...
Waktu memaksa ku untuk beranjak...
Kita yang dulu saling mendekap...
Kini tidak lagi saling bertatap...
Bibir ku tersenyum canggung, terkemas hati gemuruh menggunung...
Aku patah...
Benar benar patah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H