Lihat ke Halaman Asli

Syamsul

Ungkapan cinta suci itu, hanya di atas sajadah

Patah

Diperbarui: 16 April 2020   04:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Waktu berdenting tanpa henti...
Menyisakan aku disini,  dan engkau dilain sisi....

Aku patah....
Harapan ku terpecah, terbelah tanpa arah...

Aku sedang patah...
Bersama hujan disudut mata mengalir deras...
Dan nafas ku yang terhempas panas....

Suara ku tenggelam hilang...
Senyum ku menguap terbang...
Otak ku terus menolak ketika aku terisak...
Tapi tangisan adalah nyanyian termerdu untuk patah ku...  

Ketetapan memang tidak lagi berpihak...
Waktu memaksa ku untuk beranjak...
Kita yang dulu saling mendekap...
Kini tidak lagi saling bertatap...  
Bibir ku tersenyum canggung, terkemas hati gemuruh menggunung...

Aku patah...
Benar benar patah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline