Lamunan ku terpecah. ...
Tatapan kosong ku terbelah...
Bidadari itu selalu tersenyum merekah. ...
hati ku riak bersuara. ..
Tapi mulut ku bodoh berucap kata. ..
Percayalah. ..
Otak ku selalu menjelajah liar...
Mengolah kata hanya untuk menyapa....
Namun sapaan ku selalu hambar...
Bukannya bahasa seharum mawar. ...
Bidadari. ..
Jantung dan Nadi ku terlalu banyak rasa....
Namun ucapan ku polos tanpa warna....
Aku sadar ada ribuan bahasa....
Tapi tidak dapat memilih satu saja yang berbunga....
Ini harus ku pecahkan....
Setiap kebekuan atas segala kekaguman...
Bidadari. ...
Aku ingin sedikit saja bergumam yang membuatmu paham...
Berucap singkat dengan makna padat. ...
Bidadari. ..
cita cita ku sederhana...
Bersama mu melangkah hingga ujung senja...
"Terima kasih sayap patah ku"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H