Lihat ke Halaman Asli

Samuel Ivan

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Diplomasi Publik melalui Film

Diperbarui: 3 Oktober 2020   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tangkapan layar dari republika.co.id

Film merupakan serangkaian cerita yang disampaikan melalu visual maupun audio dengan mempertimbangkan aspek naratif dan juga aspek sinematik. Film kini menjadi media hiburan yang sangat digemari oleh banyak orang bahkan di seluruh dunia. Film lebih digemari karena pada saat ini film sudah menjangkau semua kalangan dan bioskop pun sudah mudah di temui apalagi sekarang sudah bermunculan berbagai platform untuk streaming film yang dapat diakses darimana saja. Awalnya film pertama kali dibuat di Perancis namun seiring berjalannya waktu film terus berkembang hingga Indonesia pun dapat membuat film sendiri. Namun di Indonesia dunia perfilman baru melesat naik sekitar 10 tahun belakangan ini. 

Film dapat digunakan sebagai media diplomasi publik karena dalam film tentunya mengandung pesan-pesan baik secara verbal maupun non verbal dan film juga dapat memengaruhi para penontonnya yang merupakan salah satu tujuan dari adanya diplomasi publik. Dalam film terdapat dua aspek yaitu aspek naratif dan jug aspek sinematik yang masing-masing juga mengambil peran dalam diplomasi publik. 

Aspek naratif merupakan aspek yang berhubungan dengan cerita dari film itu sendiri. Dalam cerita tentunya terdapat berbagai aspek juga yaitu : lokasi / tempat, waktu, konflik, dan tokoh. Dari cerita untuk mejadi film maka dibutuhkannya aspek sinematik untuk mewujudkan apa gambaran yang ada dalam cerita atau bisa dibilang aspek sinematik lebih mengarah ke hal-hal teknis. Dalam aspek sinematik memiliki juga berbagai aspek yaitu : setting, kostum, blocking, lighting, make up, sinematografi, suara, dan editing. Setting bertujuan untuk memberikan informasi kepada penonton tentang informasi dimana lokasi tersebut, informasi waktu, informasi status sosial, dan juga bisa pembangun suasana. Kostum juga bisa memberikan informasi kepada penonton dari apa yang digunakan oleh tokoh. Kostum juga memberikan informasi tentang lokasi, informasi waktu, dan juga status sosial. Blocking merupakan gerak dan ekspresi yang dilakukan oleh tokoh, hal itu juga bisa memberikan informasi tentang bagaimana kebiasaan masyarakat di suatu tempat tertentu.

Di Indonesia film juga digunakan sebagai media diplomasi politik dengan tujuan untuk mempromosikan citra positif Indonesia. Karena menurut Menlu Retno Marsudi film merupakan aset diplomasi yang memiliki nilai seni, kreativitas dan berperan dalam proses pembentukan citra bangsa. Dan yang menjadi hambatan pada saat itu adalah kualitas film. Namun pada saat ini Indonesia sudah banyak melahirkan film-film yang kualitasnya tidak kalah dengan yang ada di luar negri. Terbukti dari film-film nasional yang sudah tayang di luar negri seperti The Raid, Pengabdi Setan, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, Laskar Pelangi, dan lain-lain. Tidak hanya tayang di luar negri namun juga menuai respon yang postifi serta juga beberapa film dapat memenangkan nominasi di luar negri.

#komglob06

Daftar Pustaka

Marbun, J. (2014). Kemlu: Indonesia Ingin Tingkatkan Diplomasi Melalui Film. Di akses dari https://republika.co.id/berita/senggang/film/14/11/25/nfl9lx-kemlu-indonesia-ingin-tingkatkan-diplomasi-melalui-film

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline