[caption caption="Sumber: 123rf"][/caption]Banyak mahasiswa IT yang berpendapat bahwa wirausaha IT itu adalah bentuk lain dari startup. Untuk menyederhanakan cerita istilah itu sering digunakan banyak pihak. Sebenarnya tidak seperti itu analogi penyederhanaannya. Startup bisa dianggap bagian dari bentuk wirausaha IT tapi jenisnya sangat berbeda dan banyak sekali yang tidak bisa disamakan dengan bisnis wirausaha IT lainnya. Misalnya membuat layanan membuat website sebagai contoh kasus. Developer yang membuat website bisa dikategorikan ke dalam bisnis wirausaha IT. Tapi bila disandingkan dengan jenis startup yang mengembangkan aplikasi berbasis web sekalipun tetap berbeda.
Saya menuliskan artikel ini untuk memberikan perspektif yang benar tentang startup dan menjawab pertanyaan mengenai apakah startup cocok untuk semua pebisnis/penggiat IT?
Secara ringkas, startup adalah entitas bisnis yang sedang mencari bentuk model bisnis berbasis IT dengan kondisi yang minim (jumlah SDM, modal kerja, pengalaman, dsb) dengan kondisi riil dalam kondisi ekstrim (kompetitor, pasar dinamis, dsb).
[caption caption="Sumber gambar: 123rf.com"]
[/caption]
3 Bagian Ideal
Startup didirikan oleh beberapa orang yang sebaiknya menangani 3 bagian penting: teknis, bisnis dan desain. Minimal bagian teknis dan bisnis harus ada. Tanpa adanya tim yang khusus untuk menangani minimal 2 bagian itu, maka sebuah kelompok orang masih sulit dikategorikan sebagai sebuah startup. Artinya, walaupun founder-nya berlatar belakang teknis, maka sejak awal harus sudah terbagi ke dalam 2 bagian yang menangani 2 hal terpisah.
Apakah founder tunggal tidak diterima? Untuk sementara bisa, tapi sesegera mungkin harus mencari anggota tambahan yang pada akhirnya harus menangani 3 bagian yaitu teknis. bisnis dan desain. Tanpa ketiganya bisa dikatakan startup akan cenderung cepat mati. Secara statistik, banyak startup yang gagal karena tidak berhasil meletakkan orang yang tepat untuk tiap-tiap bidang secara terpisah.
Sampai saat ini, masih banyak startup yang hanya fokus ke masalah teknis tanpa memedulikan bagian bisnis dengan baik. Bahkan banyak di antaranya yang cenderung menangani sekadarnya saja. Padahal pada realitasnya ketiganya harus bisa sejalan. Dalam kondisi awal 2 bagian masih bisa diterima tapi tidak untuk masa yang lama karena akan segera menemukan banyak kendala yang harus ditangani oleh bagian yang muncul belakangan.
Salah satu alasan pelaku startup adalah karena susahnya menemukan orang yang tepat untuk bisnis atau desain misalnya. Memang kebanyakan startup dijalankan oleh orang teknis (programmer sebagai contoh). Dengan mindset orang teknis seperti itu, maka sudah lumrah kalau mereka kesulitan mencari untuk bisnis atau desain. Geek merupakan individu yang cenderung tidak terlalu terbuka untuk orang yang di luar komunitasnya sendiri. Bukan karena tidak percaya, tapi lebih karena kebiasaan bergaul yang cenderung monoton.
Latah Vs Serius
Tidak bisa dipungkiri banyak startup didirikan karena latah. Ingin terlihat beken dan kekinian maka dibangunlah startup. Dari sudut wirausaha memang tidak masalah karena yang penting adalah dimulai dari niat. Sayangnya banyak yang tidak mengembangkan lebih lanjut ke tahap berikutnya yaitu serius.