Dari kesekian banyak partai politik yang ada baru Partai Demokrat yang melaksanakan giat melawan wabah berbahaya virus Corona atau Covid-19 secara nyata alias tidak omong doang bersama warga.
Bukan hanya di Jakarta sebagai wilayah pusat. Hampir di tiap daerah perwakilan PD langsung memberikan bantuan bagi-bagi masker hingga beberapa liter hand sanitizer kepada warga setempat. Tak hanya membagikan tapi ikut terjun ke lapangan bersama masyarakat melawan covid-19.
Ketua Umum PD Agus Harimurti Yudhoyono paska dilantik langsung gerak cepat mengeluarkan surat instruksi gerakan nasional Demokrat lawan corona. Surat ini ditujukan kepada semua kader baik di pusat maupun daerah-daerah untuk melaksanakan instruksi tersebut dengan baik. Tak terkecuali Fraksi Demokrat di DPR RI. Saling bahu membahu membantu sesama untuk meringankan musibah yang melanda tanah air. Semua bersatu padu membantu aksi sosial. Dengan melibatkan muspida setempat, Kapolsek, Danramil serta unsur desa bergerak bersama. Dengan niat satu, memberantas virus corona.
Tidak perlu diekspos pun masyarakat berinisiatif mempublikasikan kegiatan ini di medsos. Tanpa aba-aba para kader mulai bergerak dari pintu ke pintu dari desa ke desa melakukan penyemprotan disinfektan hingga pebambagian masker gratis dan menggaungkan sekaligus mensosialisasikan kepada masyarakat untuk hidup sehat.
Tak tertinggal AHY selaku Ketua Umum memberikan contoh bagaimana kita bisa melawan virus asal Cina ini dari lingkungan terdekat misal keluarga, maupun tempat kita bekerja dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun anti septik atau hand sanitizer. Jaga kebersihan alat-alat perabot hingga menyemprotkan disinfektan di lingkungan rumah.
Perilaku seperti ini tentu harus kita apresiasi. Tidak perlu banyak omong namun tidak ada tindakan. Sedangkan kegiatan Partai Demokrat memberikan bantuan moril dan materil seperti ini tidak satupun diliput oleh media tanah air. Namun, berkat kecangihan gadget bisa dilihat dan disaksikan masyarakat lain yang sudah jenuh dengan janji-janji serta kebijakan pemerintah yang bersifat normatif tanpa tindakan nyata.
Terkesan bertele-tele. Pidato dihadapan puluhan awak media menggunakan teks yang normatif. Kebijakan yang dianggap tidak efesien. Buktinya banyak pasien baru terjangkit yang berujung kematian. Belum para buzzer bayaran pihak istana meramaikan informasi-informasi membingungkan masyarakat. Bahkan menakut-nakuti tapi informasinya tidak bisa dipercaya.
