Lihat ke Halaman Asli

Samudra Onassis

FISIP - ILMU KOMUNIKASI - PUBLIC RELATION

Dampak Buruk Rupiah Melemah Kesejahteraan Masyarakat Indonesia Terancam!

Diperbarui: 27 April 2024   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Google

Pelemahan Rupiah hingga menyentuh Rp 16.239,75 per Dolar AS bukanlah kejadian yang berdiri sendiri.  Kejadian ini  akan menimbulkan efek domino  yang  dapat  menimpa berbagai sektor dalam perekonomian Indonesia.  Mari kita lihat dampak tersebut secara lebih kompleks:

1. Efek Domino pada Impor:

  • Harga Barang dan Jasa Naik:  Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, melemahnya Rupiah membuat biaya impor barang menjadi lebih mahal.  Hal ini  karena  para pelaku usaha harus mengeluarkan lebih banyak Rupiah untuk mendapatkan jumlah Dolar AS yang sama untuk biaya pembelian barang dari luar negeri.  Kenaikan biaya impor ini  kemudian akan dibebankan kepada konsumen dalam bentuk kenaikan harga barang dan jasa.
  • Dampak pada Industri:  Kenaikan harga bahan baku impor  akan  berdampak langsung pada sektor industri.  Para produsen  akan  mengalami peningkatan biaya produksi.  Jika mereka tidak bisa menyerap kenaikan biaya ini, maka  pilihannya adalah mengurangi produksi atau menaikkan harga jual produk.  Kenaikan harga jual produk jadi  akan  berdampak pada daya beli masyarakat dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.

2. Inflasi dan Penurunan Daya Beli:

  • Masyarakat Tercekik Inflasi:  Kenaikan harga barang dan jasa akibat dari tingginya biaya impor  akan  memicu inflasi.  Ketika inflasi terjadi, daya beli masyarakat akan menurun.  Dengan jumlah uang yang sama, masyarakat  akan  mendapatkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih sedikit.  Hal ini  akan  berdampak  pada penurunan kesejahteraan masyarakat, terutama  masyarakat kelas menengah ke bawah yang pendapatannya cenderung tetap.
  • Spiral Inflasi:  Jika tidak dikendalikan, inflasi  dapat  berubah menjadi  spiral inflasi.  Dalam kondisi ini, kenaikan harga barang dan jasa  justru  memicu kenaikan gaji atau upah pekerja.  Kenaikan upah ini  pada akhirnya  akan  dikompensasi oleh kenaikan harga barang dan jasa lagi,  dan  begitu seterusnya.  Kondisi ini  dapat  memperparah keadaan ekonomi.

3. Gangguan terhadap Stabilitas Makro ekonomi:

  • Ketidakpastian Bagi Investor:  Pelemahan Rupiah  dapat  menciptakan ketidakpastian bagi para investor asing.  Mereka  akan  lebih berhati-hati untuk menanamkan modalnya di Indonesia.  Hal ini  dapat  berdampak pada aliran masuk investasi asing yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi.
  • Nilai Tukar Fluktuatif:  Pelemahan Rupiah  dapat  menyebabkan fluktuasi nilai tukar yang tinggi.  Fluktuasi ini  dapat  mengganggu aktivitas para pelaku usaha, terutama  mereka  yang  terlibat dalam kegiatan ekspor dan impor.  Para pelaku usaha  akan  kesulitan memprediksi biaya dan keuntungan secara akurat.

Pelemahan Rupiah hingga Rp 16.239,75 per Dolar AS  merupakan  masalah ekonomi yang kompleks.  Dampaknya  akan  terasa  di berbagai sektor  dan  dapat  menurunkan kesejahteraan masyarakat.  Pemerintah  perlu  mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk  mengatasi  pelemahan Rupiah  dan  menjaga stabilitas makroekonomi.  Selain itu,  masyarakat  juga  perlu  bersiap menghadapi kenaikan harga barang dan jasa  dengan  cara  mengelola keuangan secara bijaksana.

Referensi:

Google

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline