Lihat ke Halaman Asli

7 Hari Prosa Pendek Cinta [Ketiga: Samudera]

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

: samudera

[caption id="attachment_153615" align="aligncenter" width="300" caption="www. http://wallpaperstock.net"][/caption]

Adakah kesejatian yang lebih hakikat dari samudera? Ia bisa mengalir dan juga berdiam tanpa jeda,  merasakan semua mahkluk di dalamnya berkeliapan, serupa rahim seorang ibu. Ia juga membuat gerak yang seperti tarian langkah-langkah kecil bahkan mengayun seperti rengkuhan semesta. Dan ia, juga membuat semua warna bicara.

Samudera adalah hikayat air, tempat waktu bertumbuhan dan merotasi semua kehidupan, mengaliri hati orang-orang yang hatinya dilingkupi cinta. Demikianlah. Tidak seperti musim yang kadangkala menyiasati matahari, samudera justru memutarnya, menjadi satu-satunya tempat matahari menyanyikan nada kepulangannya.

Samudera adalah dada, bagi musafir yang merindukan rumah. Adalah takdir, bagi perahu yang melayarinya.

(berbahagialah bersama waktu, samudera. aku mencintaimu, seluas-luasnya samudera)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline