Lihat ke Halaman Asli

7 Hari Prosa Pendek Cinta [Pertama: Pagi]

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

: samudera

[caption id="attachment_153117" align="aligncenter" width="500" caption="gambar diunduh dari http://www.flickriver.com"][/caption]

Pagi adalah hadiah terbaik yang diberikan Tuhan. Ia menyerupa senyum ibu, semacam sesuatu yang mengingatkan kepada jalan pulang, pun ketika kita kehilangan arah.

Tahukah kau, bagiku, hal yang paling menakjubkan dari pagi bukanlah perayaan kembalinya matahari, melainkan putaran bumi yang sekali lagi menghadap timur. Seperti itulah pagi. Waktu yang melingkar-lingkar. Takdir musim yang selalu mengulang simpuh pada matahari.

"Serupa kisah anak yang tersesat dan merindu rumah?" tanyamu.

"Serupa orang dewasa yang selalu menjadi kanak di dada ibunya," kataku.

Maka pagi adalah persembahan sempurna, dari semesta, dari syair cinta ibu yang membiru rindu.

[hari pertama. mari menari bersama pagi, samudera]

Jumpai fiksi-fiksi keren di kampung fiksi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline