Lihat ke Halaman Asli

Temanku Seorang Petani

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12938702061522177571

Siang ini Hp-ku berbunyi dan ternyata seorang temanku yang kesehariannya berprofesi sebagai petani pekebun menelponku. Beliau minta tolong untuk dicarikan informasi tentang tanaman jarak. Ketika saya tanya apa lahan di daerahnya masih luas, beliau menjawab jangan diragukan lagi. Sambil tertawa kecil sayapun seperti orang bodoh menanyakan hal itu, memang daerah tempat tinggalnya merupakan desa paling ujung dari kecamatan dan berbatasan langsung dengan kecamatan derah saya. Tanpa banyak bicara saya pun langsung berselancar di dunia maya guna mencari informasi yang dibutuhkan teman saya itu. Setelah searching di google tidak banyak informasi yang didapat malah banyak info yang saya dapatkan  tentang kekecewaan petani terhadap janji-janji investor. Bahkan ada petani yang harus menebang habis tanaman jarak yang siap panen karena bingung mau dijual kemana. Dalam hatiku sekarang ingin aku ingin katakan dengan keras kepada temanku itu, "Sudahlah jangan bermimpi untuk mencari investor atau bantuan dalam bentuk apapun klo kamu ingin berusaha", kunci sukses seorang petani bukan karena bantuan pemerintah atau investor. Masih ingatkah sejak 2007 kita berjuang untuk ikut program revitalisasi perkebunan tanaman karet dari pemerintah? Sampai detik ini program itu nggak jelas kemana arahnya, dengan berbagai alasan pihak Bank tidak sanggup memberikan kredit ke petani karet. Padahal pola ini yang ingin kita wujudkan karena diharapkan akan menumbuhkan tanggung jawab dan juga sebagai pemacu semangat petani dalam berkebun, bukan hanya mengandalkan bantuan saja dari pemerintah. Temanku ...sudahlah, apabila engkau ingin menjadi petani sukses, mulailah dari sekarang dengan modal seadanya, karena program pemerintah tidak pernah menghendaki para petani sukses dan makmur. Temanku semoga kita masih memegang prinsip itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline