Assalamualaikum.
Hay tak terasa kini Ramadhan telah seminggu berlalu, Hari hari di lalui dengan suka cita penuh pengharapan agar diberi Rahmat dan ampunan di bulan Ramadhan ini.
Ramadhan ini sama seperti Ramadhan sebelum nya meriah, hangat dan di nanti, namun ada sedikit perbedaan dimana pada tahun ini orang orang yang meninggalkan tempat kelahirannya untuk mencari, mengais rezeki di kampung orang, harus menerima dengan lapang dada atas keputusan pemerintah soal larangan mudik, yang dimana keputusan ini sangat membuat orang perantau terpukul dan sedih hatinya, tidak ada yang salah dengan peraturan ini, peraturan ini di buat untuk melindungi masyarakat juga, namun apa yang salah disini jawaban nya yang salah itu ialah kerinduan kami akan kampung dan keluarga yang berharap kehadiran kami dan menunggu kami.
Namun saat ini masih terasa biasa, puncak kesedihan kami nantinya di saat malam takbiran, tidak sanggup keluar karena tak kuasa melihat'orang berkumpul dengan keluarganya dan jika kami tak keluar kesedihan akan membuat air mata perlahan menetes Tampa di sadari,
Ketika keluarga tiba tiba menghubungi kami di situlah kami melakukan kebohongan besar berlagak kuat, berlagak tidak mengapa, namun selepas selesai berbicara dengan keluarga melalui video call ataupun telponan di situlah kami kembali menjadi pecundang dan menangis sejadi jadinya.
Jika Ramadhan ini kami lalui sendirian lagi ya Rabb tolong tahun depan pertemukan kami dengan Ramadhan yang akan datang bersama keluarga.
Amin ya rabbal AlAmin.
Kisah saya, bagaimana dengan kalian teman teman, kalian sendirian atau bareng ibu bapak dan keluarga
Assalamualaikum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H