Lihat ke Halaman Asli

Samsul Bahri

Dosen dan Peneliti

Tolong di Bantu, Nelayan Pulau Banyak Butuh Dock Kapal

Diperbarui: 10 Desember 2022   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapal Bagan nelayan Pulau Baguk yang berukuran mecapai 20 Gross Tonnage (Dokpri)

Selama ini, masyarakat hanya bisa melakukan perawatan dan perbaikan kapal di wilayah Sumatera Utara tepatnya di Sibolga. Untuk kapal dengan ukuran 15 gross tonnage (GT) keatas, perlu perawatan dalam bentuk docking agar perawatan dapat dilakukan secara maksimal dan merata. Namun karena jarak docking yang jauh maka biaya perawatan pun bisa sangat tinggi, bahkan dibutuhkan biaya hingga 30 juta rupiah hanya untuk sekedar sekali perawatan dan perbaikan kapal secara berkala

Docking merupakan kegiatan perawatan kapal yang dilakukan oleh nelayan secara berkala. Tujuannya agar bagian-bagian kapal yang telah rusak dapat diganti atau diperbaiki sehingga dapat difungsikan secara maksimal. Pada kapal yang berukuran kecil seperti perahu, perawatan berkala dapat dilakukan secara mandiri, namun untuk kapal dengan ukuran yang besar perlu adanya fasilitas berupa docking untuk proses perawatan kapal secara berkala.

Hingga saat ini, masyarakat nelayan Kepulauan Banyak melakukan rutinitas docking di wilayah Sibolga, Sumatera utara. Hal ini dikarenakan tidak terdapat fasilitas docking di wilayah Pulau maupun wilayah luar sekitar pulau seperti Aceh Singkil, Aceh Selatan dan sekitarnya. Sehingga mau tidak mau nelayan harus menuju ke Sumatera Utara hanya sekedar untuk melakukan docking kapal.

Kapal penyeberangan bagi masyarakat Pulau dengan ukuran minimal 15 Gross Tonnage

Mirisnya, dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk kegiatan docking kapal di wilayah Sumatera Utara. Beberapa rincian kegiatan yang harus mereka bayar seperti operasional dan bahan bakar keberangkatan dan kepulangan kapal dari Pulau ke Sibolga atau sebaliknya. Biaya akomodasi dan konsumsi bagi anggota kapal yang melakukan keberangkatan, biaya Docking yang harus dibayar perhari untuk setiap kapal yang melakukan perawatan. Menurut informasi nelayan, biaya yang harus dikeluarkan hanya untuk sekedar parkir docking mencapai 3 juta rupiah perhari diluar biaya lainnya. Biaya yang sangat besar yang harus dikeluarkan oleh para nelayan.

Berdasarkan penyampaian diatas, keberadaan docking bagi nelayan tradisional di Perairan Kabupaten Aceh Singkil dan Kepulauan Banyak sangat penting. Terlebih banyak nelayan yang menggunakan kapal kayu dengan ukuran 15 GT keatas sebagai kapal transportasi penyebarangan dan kapal penangkap ikan. Jika fasilitas dan pelayanan docking terdapat di Kabupaten Aceh Singkil dan Kepulauan Banyak, tentu akan sangat memangkas biaya bagi para nelayan yang ingin melakukan perawatan terhadap kapal secara berkala.

Oleh karena itu, dukungan oleh pemerintah dan pelaku industri perikanan sangat penting dalam mendukung aktifitas nelayan. Fasilitas Docking adalah suatu bentuk support system yang dibutuhkan oleh para nelayan dalam meningkatkan hasil tangkapan dan mendukung program ketahanan pangan nasional yang saat ini menjadi perhatian utama pemerintah pusat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline