Lihat ke Halaman Asli

Samsul Bahri

Dosen dan Peneliti

Global Warming: Penyebab, Dampak dan Solusi bagi Ekosistem!

Diperbarui: 28 Februari 2022   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumi semakin panas (sumber: @pantaiwest)

Global warming (Perubahan iklim global) mulai banyak diperbincangkan oleh para kalangan akademisi Indonesia sejak tahun 2000-an, kala itu banyak para akademisi yang mengaitkan kerusakan lingkungan secara alami dengan fenomena global warming seperti penambahan ketinggian permukaan air laut, meningkatnya suhu rata-rata dipermukaan bumi hingga mencairkan dinding es di daerah kutub.  

Apa yang dimaksud dengan global warming dan bagaimanakah fenomena global warming dapat mempengaruhi ekosistem? Mari kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini.

Pengertian Global Warming dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa dimana terjadi peningkatan suhu di atmosfer dan permukaan bumi. Peningkatan suhu di bumi akan membawa dampak yang besar dan menyebabkan perubahan tatanan ekologi suatu kehidupan. Suhu adalah salah satu parameter abiotik dalam suatu ekosistem. Suhu memepengaruhi iklim dan juga metabolisme suatu organisme. 

Setiap organisme memiliki batas toleransi suhu (min-maks) dalam melakukan metabolisme yang penting dalam mempertahankan suatu kehidupan. Dengan demikian, berubahnya suhu juga akan mempengaruhi metabolisme suatu organisme yang dapat menghambat atau menyebabkan kematian suatu organisme.

Penyebab Global Warming sudah dimulai sejak era industri pertama dimulai, Revolusi Industri 1.0 adalah sebuah revolusi di bidang industri yang pertama kali terjadi pada abad ke-18 pada periode tahun 1750 - 1850. Revolusi ini dimulai dengan penemuan mesin uap yang digunakan dalam proses produksi sebuah barang.

Aktivitas buatan manusia (pembakaran bahan bakar fosil) secara mendasar telah meningkatkan jumlah konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer bumi yang berdampak menghangatkan bumi. Gas-gas tertentu di atmosfer menghalangi panas untuk keluar. Gas berumur panjang yang tetap semi-permanen di atmosfer dan tidak merespon secara fisik atau kimia terhadap perubahan suhu digambarkan sebagai "pemaksaan" perubahan iklim.

Gas-gas yang berkontribusi terhadap efek rumah kaca (sumber: climate.nasa.gov)

Dampak nyata yang disebabkan oleh global warming yang dapat diamati pada lingkungan adalah penyusutan es diwilayah kutub, Efek yang diperkirakan para ilmuwan di masa lalu akan dihasilkan dari perubahan iklim global sekarang terjadi: hilangnya es laut, percepatan kenaikan permukaan laut, dan gelombang panas yang lebih lama dan lebih intens.

Dampak tersebut juga akan berlanjut ke tahap yang lebih kompleks, Suhu adalah salah satu parameter abiotik dalam suatu ekosistem. Suhu memepengaruhi iklim dan juga metabolisme suatu organisme, artinya bahwa perubahan suhu yang ekstrim (meningkat atau menurun secara drastis) juga akan berdampak terhadap ekosistem dan makhluk hidup, merusak rantai makanan dan berujung pada kepunahan.

Aktifitas peningkatan gas rumah kaca diprediksi akan terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan aktifitas manusia. The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang mencakup lebih dari 1.300 ilmuwan dari Amerika Serikat dan negara-negara lain, memperkirakan kenaikan suhu 2,5 hingga 10 derajat Fahrenheit selama abad berikutnya. 

(sumber: Luthi, D., et al.. 2008; Etheridge, DM, et al. 2010; Data inti es Vostok/JR Petit et al.; Catatan NOAA Mauna Loa CO 2. ) 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline