Membaca artikel "Ringankan Pilek dengan inhalasi " yg dimuat pada Minggu 13 Maret 11.33 WIB membuat saya sungguh sangat prihatin.
Sejauh yg saya pelajari dan pahami, batuk pilek termasuk penyakit " common problem" yg umum dialami oleh balita. Sebagian besar disebabkan oleh virus sehingga sifat self limiting / akan sembuh dengan sendirinya.
Pemakaian inhalasi pada batuk pilek biasa tidak termasuk dalam guideline yg disarankan. Beberapa link dibawah sebagai referensi :
http://www.mayoclinic.com/health/common-cold/DS00056/DSECTION=treatments-and-drugs
http://www.mayoclinic.com/health/common-cold/DS00056/DSECTION=lifestyle-and-home-remedies
http://kidshealth.org/parent/infections/common/cold.html#
http://www.cdc.gov/getsmart/antibiotic-use/URI/colds.html
Inhalasi hanya diterapkan pada pasien dengan status Asma :
http://www.ginasthma.org/Guidelineitem.asp??l1=2&l2=1&intId=37
Jika batuk pilek / commmon cold bisa sembuh sendiri kenapa perlu intervensi dengan inhalasi ? bukankah ini termasuk contoh tindakan overtreatment ?
Saya tidak bisa membayangkan bagaimana anak merasa sangat tidak nyaman dengan memakai alat tersebut. Dari sisi orang tua, terjadi pengeluaran budget keluarga yg seharusnya bisa mereka alokasikan ke hal lain yg lebih penting ( 120 ~ 150 ribu bukan harga yg murah ).
Batuk sebenarnya merupakan mekanisme tubuh untuk membersihkan saluran pernafasan. Dalam kondisi pilek, batuk membersihkan dahak sehingga anak bisa bernafas lebih baik. Seharusnya tenaga kesehatan bertanggung jawab untuk menjelaskan secara detail kepada pasien tentang kondisi penyakitnya serta risk & benefit dari setiap treatment yg diterapkan. Dari sisi orang tua, kita sangat berkewajiban untuk belajar dan terus mengupdate ilmu kesehatan anak agar tidak panik saat anak sakit dan bisa menerapkan treatment sesuai dengan guideline yg benar berdasar EBM & EBP.
Mohon kepada dr Carlina A. Latif untuk memberikan referensi / link yg menyebutkan bahwa inhalasi dipakai sebagai guideline dalam treatment batuk pilek.
Terimakasih atas tanggapannya,
Samsul
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H