Lihat ke Halaman Asli

Mh Samsul Hadi

TERVERIFIKASI

Jangan Percaya Ballack Absen, Bisa Jadi Itu Trik Jerman

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

"Ballack forced to call off World Cup (Ballack Terpaksa Absen di Piala Dunia)", demikian pernyataan resmi Deutscher Fussball-Bund (DFB) dalam situsnya, www.dfb.de, Senin (17/5) pukul 12.14 waktu setempat. Mengutip hasil tes MRI scan di Muenchen yang digelar hari itu juga, kapten timnas Jerman berusia 33 tahun itu disebutkan mengalami sobek pada salah satu ligamen engkel kanannya dan sobek pada sebagian otot ligamen lainnya. Dampaknya, kata dokter timnas Jerman Dr Hans-Wilhelm Müller-Wohlfahrt, Ballack harus mengenakan sepatu khusus selama dua pekan. Pemain Chelsea itu bisa pulih total, tetapi butuh minimal delapan pekan baginya untuk dapat kembali berlatih normal. Jika dihitung, delapan pekan setelah diagnosis itu berarti sehari setelah final Piala Dunia 2010. Jadi, andaikata Jerman lolos ke partai final sekalipun, mengacu diagnosis itu, Ballack tidak bisa tampil di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Parah betul cedera Ballack. Jika melihat penyebab saat cedera itu membelit Ballack saat ia memperkuat Chelsea pada final Piala FA melawan Portsmouth di Wembley, Sabtu (15/5) lalu, kita bisa memahami hal itu. Ia digasak pemain Portsmouth, Kevin-Prince Boateng. Sambil menggasak dengan keras, kaki Boateng membelit kaki kanan Ballack dan menekuknya. Klek! [caption id="attachment_143402" align="alignright" width="300" caption="Michael Ballack (bawah) saat digasak Kevin-Prince Boateng di final Piala FA, Sabtu (15/5). (Getty Images) "][/caption] Bagi Ballack dan Jerman, pertarungan Piala Dunia 2010 sudah dimulai hari Sabtu itu. Boateng, pemain kelahiran Jerman dan sempat memperkuat timnas junior Jerman, telah memilih Ghana --negeri asal ayahnya--  sebagai afiliasi kewarganegaraannya. Di Piala Dunia nanti, pemain berusia 23 tahun itu akan memperkuat Ghana dan telah masuk daftar 30 pemain sementara tim Ghana. Dan jangan lupa, Ghana satu grup dengan Jerman di penyisihan Piala Dunia 2010, bersama Serbia dan Australia di Grup D. Hasil tes MRI scan pada engkel kaki kanan Ballack itu tentu riil dan menggambarkan kenyataan sebenarnya. Tanpa mengurangi rasa simpati pada orang yang sedang ditimpa kesusahan, terus-terang saya belum percaya 100 persen bahwa Ballack bakal absen di Piala Dunia 2010. Sebelum Ballack resmi dan benar-benar dicoret dari daftar 23 pemain tim inti Jerman, kita sebaiknya jangan terlalu percaya dengan kabar tersebut. Bisa jadi, itu bagian dari trik Jerman memenangkan "perang di Afrika Selatan". Begitu mengetahui berita bahwa Ballack bakal absen di Piala Dunia, ingatan saya  melambung pada kejadian suatu sore di Stadion Ernst Happel, Vienna, di akhir Juni 2008. Sore itu, sehari menjelang laga final Piala Eropa 2008 melawan Spanyol, tim Jerman mendapat kesempatan menjajal lapangan stadion. Dari 15 menit sesi latihan yang terbuka untuk wartawan, Ballack tidak terlihat di antara kumpulan pemain Jerman yang berlatih. Pelatih Joachim Loew dalam jumpa pers seusai latihan itu menyampaikan, Ballack cedera karena otot betisnya mengeras. Setelah tanya-jawab singkat, Loew langsung keluar dari ruangan jumpa pers dan menyerahkan sesi tanya-jawab pada pemainnya. Tindakan yang bisa dipahami untuk menghindari kejaran wartawan yang penasaran tentang kepastian absen-tidaknya Ballack di final meski, sebelum keluar, Loew telah mengatakan bahwa dirinya belum memastikan Ballack absen. Keesokan harinya, pada laga final, terbukti itu adalah bagian trik Jerman untuk mengacaukan konsentrasi kubu Spanyol yang memenangkan final tersebut 1-0 lewat gol striker Fernando Torres. Ballack ternyata bisa tampil, bahkan bermain penuh 90 menit. Saya tidak mengatakan, Loew berbohong. Tetapi, itu bagian taktik dan trik permainan pikiran (mind game) Jerman. Dan Jerman sangat expert dalam hal-hal seperti itu. Bukan hanya manajemen timnas mereka, pelatih-pelatih mereka bersama para stafnya, tetapi juga medianya. Sedikit flash back ke Piala Dunia 1974, mind game itu juga mereka lakukan lewat berita yang dilansir koran Jerman, Bild. Sehari menjelang final antara Jerman lawan Belanda yang saat itu diperkuat sang maestro Johan Cruyff, koran itu mempublikasikan berita berjudul "Cruyff, Champagne and Naked Girls", berisi pesta sang bintang Belanda tersebut bersama gadis-gadis telanjang di pinggir kolam renang. Tentu saja, Cruyff kelabakan dengan berita koran Bild itu. Menjelang final, ia semalaman harus menenangkan istrinya lewat telepon dari kamar hotelnya, untuk menyatakan bahwa berita Bild itu bohong. Dan keesokan harinya, pada partai final di Muenchen, Belanda kalah 1-2 dan Jerman keluar sebagai juara dunia. [caption id="attachment_143404" align="alignleft" width="150" caption="Kapten tim Jerman Franz Beckenbauer memegang trofi Piala Dunia saat Jerman juara dunia 1974. (www.fifa.com)"][/caption] Berita soal absennya Ballack dari Piala Dunia 2010, menurut saya, bisa ditempatkan dalam konteks tersebut. Apalagi, jika Pelatih Joachim Loew tidak mencoretnya dari daftar 23 pemain tim inti Jerman. Bisa saja, Loew tetap mempertahankan posisi Ballack di tim Jerman, sambil berharap kapten timnya itu bisa pulih sepenuhnya untuk menjalani sebagian laga Jerman. Jika pulih, syukur alhamdulillah. Jika tidak, mungkin kehadirannya bisa memberi motivasi bagi rekan-rekannya. Sebagai tambahan, bukan cuma kasus Ballack ini saja yang menghangatkan Piala Dunia 2010, yang tinggal kurang dari empat pekan lagi. Kabar menghebohkan muncul di Inggris, terkait mundurnya orang nomor satu di Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) atau PSSI-nya Inggris, David Triesman. Triesman mundur dari jabatan Ketua Tim Bidding Inggris untuk tuan rumah Piala Dunia 2018-2022 dan Ketua Umum FA setelah rekaman pembicaraan soal tudingan konspirasi Spanyol-Rusia diungkapkan media. Dalam pembicaraan yang terekam itu, Triesman menuding Rusia, yang tidak lolos ke Piala Dunia 2010, akan membantu Spanyol dengan menyuap wasit di Piala Dunia 2010 agar menguntungkan Spanyol. Dharapkan dengan begitu, Spanyol akan balas jasa dengan membantu Rusia untuk memenangkan bidding Piala Dunia 2018. Piala Dunia 2010 belum dimulai, tetapi "pertempuran" sudah memanas.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline