Lihat ke Halaman Asli

Mh Samsul Hadi

TERVERIFIKASI

Gol-Gol-Gol Villa Membuat Hiddink Marah

Diperbarui: 26 Juni 2015   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Spanyol mengawali penampilannya di Piala Eropa 2008 dengan kemenangan impresif 4-1 (2-0) atas Rusia pada laga Grup D di Stadion Tivoli NEU, Innsbruck, Austria, Selasa (10/6). Striker David Villa mencetak hat-trick lewat tiga gol tersebut dan menahbiskan diri sebagai pencetak gol terbanyak sementara, melampaui striker Jerman Lukas Podolski yang memborong dua gol ke gawang Polandia.

 

Tidak hanya itu, hat-trick Villa tersebut merupakan hat-trick pertama di ajang Piala Eropa dalam delapan tahun terakhir. Hat-trick sebelumnya terjadi di Piala Eropa 2000, dibuat striker Belanda Patrick Kluivert pada perempat final melawan Yugoslavia.  

Rusia berusaha mempertipis kekalahan lewat gol sundulan striker Roman Pavlyuchenko, empat menit sebelum peluit akhir. Namun, saat injury time tim asuhan Pelatih Guus Hiddink itu kebobolan lagi oleh gelandang pengganti, Cesc Fabregas.

 

Spanyol tampil luar biasa menawan sejak menit awal hingga akhir. Dengan menurunkan duet Fernando Torres-David Villa di lini depan, pasukan Matador mengobrak-abrik pertahanan Rusia lewat serangan balik dan aliran bola yang sulit diduga pemain Rusia. Pasokan bola dari gelandang-gelandang tangguh La Liga, semacam Andres Iniesta, Xavi Hernandez, dan David Silva begitu mematikan.

 

Melihat gerak tubuh mereka yang meliuk-liuk saat mengolah bola, dunia seperti dihibur dengan tarian indah dari lapangan sepak bola. Tidak hanya trio gelandang itu, Torres maupun Villa juga menari-nari sama indahnya. Bahkan, tarian Villa benar-benar memabukkan tim ”Beruang Merah” Rusia.

 

Di bawah guyuran hujan dan sambaran kilat di angkasa, pada awalnya Rusia memperagakan permainan agresif. Barisan gelandang mereka juga mampu mengimbangi kelincahan barisan tengah Spanyol. Igor Semshov, misalnya, tidak kesulitan merebut bola dari kaki gelandang Spanyol Andres Iniesta. 

Rusia sempat mengancam gawang kiper Iker Casillas saat Semshov menusuk ke kotak penalti Spanyol dan mendapat sodoran bola dari sisi kanan lapangan. Tendangan gelandang Konstantin Zyryanov bahkan membentur tiang kanan gawang Casillas. Serangan juga dibangun Rusia lewat bek kirinya, Yuri Zhirkov.

 

Namun, di saat asyik menyerang itu mereka tidak mampu mematahkan serangan balik anak-anak Spanyol. Striker Fernando Torres terlihat leluasa menggocek bola, melewati bek Roman Shirokov dan Aleksandr Anyukov. Rusia beruntung, tendangan kaki kiri Torres lemah dan melebar di kanan mereka.

 

Awal petaka Rusia

Petaka itu datang pada menit ke-20 ketika Torres memenangkan kecepatan mendekati bola dengan bek Rusia lainnya, Denis Kolodin. Striker Liverpool itu bak menari lemah gemulai merebut bola dan mengecok kiper Igor Akinfeev dengan satu sontekan ke depan gawang. Tandemnya, David Villa, meluncur dan membelah pertahanan dua bek Rusia sebelum menceploskan gol.

 

Serangan demi serangan terus mengalir ke jantung pertahanan. Setelah tendangan Torres dimentahkan kiper Akinfeev, Villa melakukan gerakan mengitari bek Rusia untuk menjemput bola Iniesta. Di tengah tekanan Spanyol yang bertubi-tubi itu, para suporter Rusia membangkitkan semangat pemain mereka, terutama striker Pavlyuchenko.  Nama ini dielu-elukan, membuat stadion terasa seperti bergetar.

 

Namun, satu menit menjelang turun minum kerja sama cantik Torres, dan Sergio Ramos membuahkan lagi gol Villa yang lolos dari jebakan offside. Lewat permainan bola-bola pendek dan akurat, Spanyol membuat barisan belakang Rusia kalang kabut.

 

Di babak kedua, pemain Rusia berusaha kembali menyusun serangan. Sundulan Vladimir Bystrov, yang masuk menggantikan Dmitri Sychev di babak kedua, mengarah ke gawang tetapi terlalu lemah. Serangan-serangan itu kurang menggigit, terutama kurang nyetelnya lini belakang dan tengah dengan striker Pavlyuchenko.

 

Pada babak tersebut, Pelatih Spanyol Luis Aragones mengubah formasi timnya dari 4-1-3-2 menjadi 4-1-4-1 dengan memasukkan Fabregas menit ke-54, menggantikan Torres. Didahului dengan sundulan dan tendangan gelandang Marcos Senna yang ditangkap kiper Akinfeef, Villa kembali mencetak gol ketiganya pada menit ke-75.

 

Guus Hiddink marah

Kekalahan itu membuat Pelatih Rusia Guus Hiddink marah. Ini diakui sendiri pelatih asal Belanda tersebut dalam jumpa pers seusai laga. ”Kami tak berkutik menghadapi serangan balik karena kesalahan kami sendiri. Kami mendapat gajaran atas kesalahan sendiri,” ujar Hiddink.

 

Dalam amarahnya, ia menolak uluran tangan pemainnya, Bystrov, saat diganti Roman Adamov. ”Ini pelajaran keras dan saya berharap kami bisa belajar sangat cepat dari kesalahan tersebut,” katanya. Rusia akan menghadapi juara bertahan Yunani, 14 Juni. Adapun Spanyol menjajal Swedia.  

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline