Lihat ke Halaman Asli

Samsul Bakri

Masih belajar menulis

Menjernihkan Propaganda Orde Baru: Buku Teks, Monumen dan Film tentang PKI

Diperbarui: 28 September 2022   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan ini merupakan bagian pertama dari rangkain tulisan mengenai "Benarkah PKI Dalang di Balik G 30 S?"

Menemukan satu jawaban tunggal atas pertanyaan "Benarkah PKI Dalang di Balik G 30 S?" adalah sesuatu yang sukar. Bukan karena saya khawatir akan dipenjarakan karena mencoba melawan narasi negara yang menganggap PKI sebagai pengkhianat pancasila. 

Lebih dari itu, saya lebih takut bahwa artikel ini barangkali akan membawa sebuah informasi yang tidak benar. Ketimbang siksa fisik karena melawan negara, saya lebih takut apabila tulisan dari artikel ini justru menyesatkan banyak orang. 

Bukan karena apa saya berkata demikian, karena memang untuk menjawab pertanyaan siapa dalang di balik momen bersejarah beralihnya orde lama ke orde baru ini, saya harus memilah dua sumber pengetahun.

Yang pertama adalah datang dari pengalaman pengetahuan yang saya yakini semenjak duduk di bangku sekolah dasar hingga menengah atas. Dalam berbagai muatan sejarah Indonesia yang pernah saya baca, jika merujuk pada kurikulum sejarah di masa saya sekolah, saya menerima doktrinasi bahwa dahulu, ada penghianat bangsa yang mencoba untuk menggulingkan kekuasan negara, yaitu PKI. Gambaran-gambaran perbuatan keji yang dilakukan PKI dalam upaya kudeta dapat saya temui dalam berbagai buku sejarah dan film.

Setiap tahun, di kampung, saya diajak dan dianjurkan untuk menonton film "Pengkhianatan G 30 S PKI." Film ini menggambarkan masa menjelang kudeta dan beberapa hari setelahnya. 

Dalam kala kekacauan ekonomi, enam jenderal diculik dan dibunuh oleh PKI dan Pasukan Cakrabirawa konon untuk memulai kudeta terhadap Presiden Soekarno.

Film ini menggambarkan gerakan G30S sebagai gerakan kejam yang telah merencanakan "setiap langkah dengan terperinci", menggambarkan sukacita dalam penggunaan kekerasan yang berlebihan dan penyiksaan terhadap para jenderal, penggambaran yang telah dianggap menggambarkan bahwa "musuh negara adalah bukanlah manusia"

Dalam buku-buku teks sekolah yang pernah saya baca menggiring pemahaman tunggal negatif tentang PKI. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Sejarah SMA kelas XII IPS Semester 1 pada Kompetensi Dasar 1.3. berbunyi: Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan (antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, Andi Azis, RMS, PRRI, Permesta, dan G30S/PKI).

Rumusan senada juga dijumpai kembali dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran Sejarah Indonesia (wajib) Kelas XII pada Kompetensi Dasar 3.3. berbunyi: Menganalisis upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan (antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Azis, RMS, PRRI, Permesta, dan G30S/PKI). 

Untuk mata pelajaran Sejarah Kelas XII Peminatan Ilmu Sosial, Kompetensi Dasar 3.3. berbunyi: Mengevaluasi secara kritis hubungan kausalitas peristiwa-peristiwa pergolakan politik dan pemberontakan antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Azis, RMS, PRRI, Permesta, dan G30S/PKI 1965.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline