Lihat ke Halaman Asli

SAMSUL AR

Mahasiswa

Membumikan Gerakan Berwirausaha

Diperbarui: 21 November 2015   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebijakan Kementrian Pemuda dan Olahraga untuk membentuk Lembaga Permodalan Kewirusahaan Pemuda (LPKP) yang bertugas khusus membantu akses modal bagi pemuda untuk dapat mandiri berwirausaha patut mendapatkan dukungan dan pengawalan. Pasalnya, dana yang akan dikeluarkan oleh kemenpora untuk pemuda yang berwirausha sebesar 25 juta untuk Pemuda Pemula dan 50 juta untuk Sentra Kewirausahaan Pemuda. Dana tersebut merupakan betuk dukungan dari kemenpora bagi pemuda yang ingin beriwirausaha tetapi memiliki keterbatasan modal. Adapun bidang usaha meliputi kelautan, perikanan, pertania, dan industri kreatif. (tribun Jogja, 20/11).

Beriwausaha bagi pemuda merupakan keharusan, karena pemuda memiliki potensi untuk menjadi pengusaha. Dalam diri pemuda, tersimpan potensi yang dapat menggerakan dunia usaha. Hal ini seperti apa yang dikatan oleh Sukarno “ berilah saya sepuluh pemudah, maka saya akan menggoncangkan dunia” hal ini menandakan bahwa potensi pemuda dapat menjadi tumpuan masa depan yang dapat melanjutkan cita-cita bangsa, khususnya dalam mengahadapi pasar bebas.

Dalam islam, berwirausaha pernah dicontohkan Nabi Muhammad pada saat dia menjadi pemuda. Tentunya diawali rekam jejak beliau saat masih muda yang menjadi pengembala kambing. Kemudian pada umur 12 tahun Muhammad yang masih muda sudah ikut pamannya, Abu Thalib, untuk berdagang ke Syiria. Selanjutnya pada umur tujuh belas tahun, Muhammad sudah memiliki usaha kecil-kecilan milik beliau sendiri yaitu dengan membeli barang-barang dari pasar dan dijual kepada orang lain.

Rupanya, kejujuran Muhammmad dalam berwirausaha menjadi motivasi bagi para investor untuk bermitra dengannya, termasuk Khatijah, saudagar kaya, yang pada akhirnya menjadi istrinya, tertarik untuk menjadikan Muhammad sebagai manager untuk mengelola kekayaan Khatijah. Selanjutnya pada umur 30 tahun, Nabi Muhammad sudah menjadi investor dan mencapai sebagai kebebesan uang (financial freedom) dan waktu. Sungguh luar biasa dan patut menjadi contoh bagi pemuda masa kini.

Dari perjalan karir Nabi Mahammad pada masa remaja, masa produktif untuk berwirausaha, bisa dijadikan contoh buat pemuda untuk memulai usahanya. Karena pada masa remaja merupakan masa enerjik untuk berkarya dan berwirausaha. Seorang pemuda tidak sibuk mencari lamaran pekerjaan melainkan menciptakan pekerjaan, seorang pemuda tidak sibuk memikirkan apa yang akan dikerjakan setelah lulus dari Perguruan Tinggi melainkan memikirkan usaha apa yang dapat dirintis, karena sembilan dari sepuluh rizki yang diberikan tuhan adalah melalui perdangan (entrepreneur), (hadist). ditambah pula dengan adanya modal dari kemenporan untuk menjadi motivasi bagi pemuda untuk berwirausaha.

Kebijakan pemerintah ini harus mendapatkan dukungan dan pengawasan dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa sebagai agent perubahan. Karena tanpa dukungan dan pengawal, modal sebesar apapun hanya akan menjadi ajang untuk berlomba-lomba mendapatkan suntikan dana dari pemerintah, bukan berlomba-lomba menjadi pengusaha yang dapat membuka peluang pekerjaan bagi orang lain.

Selain itu, konsistensi untuk terus mendukung pemuda menjadi pengusaha harus terus dilanjutkan dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, alih-alih pergantian menteri, maka berbeda pula kebijakannya. Jika demikian, maka untuk membumikan gerakan berwirausaha tidak akan pernah tercapai.  

Oleh sebab itu, semangat berwirausaha harus terus dibumikan dan dijadikan target utama untuk mengembangkan bangsa Indonesia. Semangat ini harus ditanamkan kepada pemuda sebagai generasi bangsa yang akan melanjutkan tongkat estafet bangsa ini. jika pemudanya di bangsa ini sudah mendiri dan memiliki jiwa berwirausaha, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang sangat besar dan akan menjadi penguasa dunia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline