Lihat ke Halaman Asli

Kesedihan Kaum Sufi Saat Bulan Ramadan Berakhir

Diperbarui: 25 April 2022   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Orang berpuasa mempunyai tiga tingkatan yaitu shaum 'aam, shaum khusus, dan shaum khususul khusus. Bagi mereka yang berada pada tingkatan shaum khususul khusus ibadah puasa Ramadan merupakan ibadah kedekatan kepada Allah swt. Kaum sufi menjadikan puasa Ramadan sebagai ibadah yang paling dekat dengan hati.

Kaum sufi berpuasa Ramadan dengan iman dan keikhlasan dan menjadikan hatinya bersatu dengan Allah swt. Sehingga saat bulan Ramadan berakhir maka kesedihan nampak pada wajah mereka. Mereka menganggap bahwa bulan Ramadan merupakan bulan rahmat, maghfiroh dan itqum minannaar. 

Sehingga kaum sufi banyak meninggalkan kegiatan keduaniawian yang banyak menggangu ibadah kepada Allah swt. Kaum sufi menjadikan dirinya sebagai hamba Allah swt yang paling dekat dengan Nya dan mengenyampingkan urusan dunia. Mereka menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan perbaikan diri agar dibulan lainnya lebih baik lagi.

Bagi kita pada tingkatan shaum 'aam tentunya masih ada perasaan gembira saat bulan Ramadan berakhitr karena gembira kedatangan Hari Raya Idul Fitri. Puasa Ramadan bagi tingkatan awal hanya pada sekedar menyelesaikan kewajiban ibadah kepada Allah swt. Sehingga hati mereka sangat sulit bersatu dengan Allah swt. Hal ini disebabkan kedekatan mereka kepada urusan dunia. 

Rasa marah, iri, dengki, dan serakah masih ada di hati mereka. Dan inilah yang dapat menghancurkan ibadah puasa Ramadan dimana tidak ada pahala baginya kecuali lapar dan haus.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline