Lihat ke Halaman Asli

Samsinar Sambo

Guru SMKN 31

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Diperbarui: 21 Agustus 2024   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Seperti Biasa setelah mengikuti Elaborasi pemahaman tugas selanjutnya adalah menulis Jurnal refleksi selama dua minggu ini. Pada Jurnal refleksi kali ini saya menggunakan model 4 P  (Peristiwa, Perasaan, pembelajaran, da Penerapan).

1. Peristiwa

Sama halnya dengan kegiatan di modul-modul sebelumnya setiap modul diawali dengan membaca dan memahami materi yang ada dalam LMS yang disebut dengan mulai dari diri. Pada kegiatan mulai dari diri CGP diminta menjawab pertanyaan yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan CGP tentan ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam mengelola sumber daya yang ada. Selanjutnya adalah eksplorasi konsep mengenai pengelolaan sumber daya yang didiskusikan dalam forum diskusi bersama CGP lainnya. Dilanjutkan dengan ruang kolaborasi bersama fasilitator hebat yang bertujuan untuk menguatkan CGP dalam penguasaan materi yang kemudian diskusi kelompok bersama rekan CGP yang ditentukan oleh fasil. Dalam diskusi kita mengidentifikasi berbagai sumber daya yang dimiliki di wilayah CGP berasal, karena kita dari Jakarta Pusat maka kita mengidentifikasi sumber daya yang berada di Jakarta Pusat beserta pemanfaatannya.

Dokumen pribadi

Kegiatan berikutnya demonstrasi kontekstual, di sini CGP diminta mengamati video yang tersedia di LMS kemudian mengidentifikasinya dengan tahapan BAGJA yang dilakukan seorang guru  bersama murid-muridnya untuk mengidentifikasi dan mewujudkan kelas impian. CGP mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video dan menganalisis modal utama apa saja yang sudah dimanfaatkan dengan baik.
Kegiatan selanjutnya yaitu elaborasi pemahaman bersama instruktur ibu Nunuk Riza Puji yang memberikan pemahaman terhadap CGP tentang pemimpin dalam pengelolaan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Berikutnya kegiatan koneksi antar materi dimana CGP mengerjakan tugas mandiri asinkronus. Di kegiatan ini CGP menghubungkan materi pada modul 3.2 dengan materi pada modul-modul sebelumnya.
Dan kegiatan terakhir adalah aksi nyata, aksi nyata adalah tugas mandiri dengan tujuan CGP mampu mengidentifikasi secara kolaboratif bersama warga sekolah tentang aset/kekuatan/sumber daya yang dimiliki sekolah dan bagaimana memanfaatkannya untuk kemajuan sekolah.

2. Perasaan

Setalah mempelajari modul 3.2 mengenai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya saya jadi bersemangat untuk mengikuti tahapan pembelajaran selanjutnya bersama rekan CGP, PP, dan Fasilitator. Dimana sebelumnya yang saya tahu aset yang dimiliki sekolah hanya berupa barang ternyata aset yang dimiliki sekolah sangat banyak demikian juga pemanfaatannya dalam memajukan sekolah. Pada materi pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) dan pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset-based approach) serta tujuh aset utama dalam pengembangan sebuah komunitas. Seorang guru  sebagai pemimpi pembelajaran harus mampu memetakan tujuh aset sekolah yang berdampak pada perubahan di sekolah ke arah yang lebih baik dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

3. Pembelajaran

Pembelajaran selama dua minggu ini sangat padat yang berkaitan dengan konsep ekosistem, pendekatan berbasis kekurangan/masalah atau disebut juga deficit-based approach dan pendekatan berbasis aset/kekuatan yang disebut dengan asset-based approach. Dimana ekosistem adalah sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan, dan memiliki satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.  Jika diibaratkan sekolah sebagai sebuah ekosistem maka sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur tersebut saling berinteraksi sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Adapun yang termasuk dalam faktor biotik yaitu murid, guru, kepala sekolah, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua murid, masyarakat sekitar sekolah, dinas terkait, dan pemerintah daerah . Sedangkan untuk unsur abiotik yaitu sarana prasarana, keuangan, lingkungan alam, dan politik.

Pendekatan berbasis kekurangan akan memusatkan perhatian pada apa yang menganggu, yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Kekurangan ini mendorong cara berfikir negatif sehingga fokus kepada bagaimana mengatasi semua kekurangan dan yang menghalangi tercapainya kesuksesan. Jika kita hanya fokus kepada kekurangan secara tidak sadar maka kita menjadi tidak nyaman, curigaan yang menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline