Dari sekian banyak PPT yang dibuat siswa PPT yang satu ini membuat saya gagal fokus ke materi. Di PPT kelas animasi kelompok beranggotakan 5 orang laki-laki Di slide pertama tidak ada yang beda/aneh tapi tiba di slide ke dua saya merasa ada yang beda sehingga membuat seisi kelas tertawa.
Setelah saya teliti secara saksama ternyata di slide 2 ada perkenalan anggota kelompok yang isinya menjelaskan bahwa anggota kelompok mereka ganteng, alamat rumah, dan kata'-kata yang membuat siapa pun akan tertawa membacanya.
Kelas menjadi ramai akibat PPT yang mereka tampilkan. Sejenak fokus semua siswa tertuju kepada kelompok tersebut menanti kejutan apalagi yang akan mereka tampilkan. Dan ternyata kejutan selanjutnya adalah saat pembacaan puisi ada yang aneh karena yang bertugas membaca puisi dari kelompok tersebut malah membacakan puisi dengan nada pantun sehingga secara sepontan temanya menjawab cakeep mereka baru sadar bahwa nada puisinya salah setelah pembacaan baris kedua itu pun setelah meneriakkan kata cakep secara serentak.
Ada protes bahwa cara bacanya salah, ada yang minta diulang baca puisinya, ada yang menyoraki, dan masih banyak reaksi siswa terhadap kejadi tersebut. Saya pun menenangkan mereka dengan meminta semuanya diam sejenak dan mendengarkan Kembali bacaan puisi mereka yang berjudul" Ibu".
Dimana puisi mereka menceritakan perjuangan seorang ibu untuk membesarkan anak-anaknya ditengah kesulitan ekonomi. Dalam membaca puisi sudah menjiwai isi puisi mungkin karena mereka juga memiliki seorang ibu yang berjuang untuk mereka. Setelah membaca puisi mereka menjelaskan amanat dari puisi yang mereka buat yaitu kita harus menghoramati, menghargai, menyanyangi, mendokan orang tua kita terutama ibu yang sudah membesarkan kita hingga saat ini.
Selanjutnya mereka menjelaskan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik lainnya. Secara keseluruhan dari PPT yang mereka buat sudah bagus apalagi desainnya yang sangat memanjakan mata untuk melihatnya.
Semoga ke depannya mereka mampu membuat puisi dengan diksi, pengimajian yang tepat dan indah sehingga membuat pembaca bisa memahami maksud drai puisi yang ditulis.
Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H