Lihat ke Halaman Asli

10 Hal Unik dan Aneh Akibat Virus Ahok

Diperbarui: 1 April 2016   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penghelatan pesta demokrasi Pilkada atau Pemilihan umum Kepala Daerah, yang kiranya akan dilakukan serentak pada tahun 2017, dan pendaftaran akan dimulai bulan Juni 2016 untuk calon Independen dan bulan Agustus 2016 untuk calon yang diusung Partai, namun sebelum watunya, tiba-tiba saja banyak politisi, pejabat, pengurus parpol, seniman, pengusaha, profesional dan lain-lain yang mana lebih enak disebut kelompok “Lawan Ahok” atau sebut saja KLA, menjadi unik dan aneh dalam perilaku, komentar dan pernyataan politiknya, bahkan rasis…

Setelah dianalisa lebih dalam, ternyata itu adalah gejala mereka semua yang terjangkit Virus “Ahok” ini sungguh luar biasa, tanpa mereka sadari kalau sudah terjangkit, gara-gara Teman Ahok sudah mulai menulari melalui gerilya sosialisasi pengumpulan KTP dukungan sejak Awal tahun 2015 sedikit demi sedikit, ketika itu gerakan Teman Ahok ini dianggap lucu-lucuan dan tidak ada yang peduli, bahkan Ahok sendiri pernah terganggu dan menegur kelima sekawan yang culun saat mereka memanfaatkan Car Free Day 8 Maret 2015 (http://temanahok.com/artikel/6-temanahok-kembali-galang-dukungan-di-car-free-day?l=id).

Baru disadari terjangkit virus tersebut saat Basuki Tjahaya Purnama atau dikenal dengan panggilan Ahok ini mendeklarasikan pencalonannya lewat jalur Independent bersama Heru Budi Hartono yang sehari-hari adalah pegawai PNS dengan jabatan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemda DKI, setahun kemudian, yaitu 7 Maret 2016. Namun kesadaran itu terlambat, akibat memandang sebelah mata kelima anak muda yang masih bau kencur, sebagai pendiri Relawan “Teman Ahok.” Ini gerakan yang luar biasa, mebuat epidemi “Vius Ahok” dan menghentakkan degub jantung para politikus kawakan di negri ini, menjungkir-balikkan semua analisa politik, dan akan menjadi anomali demokrasi di Republik ini.

KLA mencari sejuta cara halal maupun haram untuk menggagalkan Ahok kembali maju bertarung sebagai kandidat Gubernur DKI periode 2017 - 2022, tanpa peduli lagi etika dan fatsoen politik. Mulai dari komentar negatif di Televisi, Media sosial, setiap kesempatan, sampai terang-terangan subyektif menyerang pribadi dengan cara norak, mau bunuh diri, terjun dari monas, menggunakan kelompok demo bayaran, ajukan pra-pengadilan, sindiran ucapan dan pidato pejabat pemerintah, lewat sekutunya, dan semua saluran, bahkan memaksa lembaga penegakan hukum untuk segera memvonis Ahok korupsi, pokoknya semua hal yang menjadi peluang untuk menjatuhkan, pasti digunakan oleh KLA ini, termasuk menggunakan jasa dukun, ketika iman tidak lagi menjadi sumber keyakinan sebagai pegangan hidup dan logika tidak lagi sejalan dengan hati, maka jalan Iblis pun menjadi pilihan..

Adapun ciri-ciri KLA yang terjangkit “Virus Ahok” adalah:

Unik yang pertama adalah, Pilkada ini akan dilakukan serentak di 101 daerah (http://pilkada.liputan6.com/read/2436435/ini-101-daerah-yang-gelar-pilkada-serentak-2017 ), tetapi hanya DKI yang selalu menjadi berita Nasional, dan semua itu terpusat pada Ahok atau Basuki Tjahaya Purnama sebagai Gubernur DKI, apa karena Ahok seorang China dan Kristen yang fenomenal atau memang ini adalah strategi kampanye terbalik untuk seorang Ahok agar semakin populer? Saya masih menduga-duga, karena Ahok semakin terkenal.

Unik yang kedua, makin banyak orang-orang yang terlihat hebat dan terhormat, tiba-tiba menjadi dungu, picik dan rasis, ujud aslinya terlihat jelas, padahal mereka adalah Guru besar/professor, Dosen, anggota Senator/DPD, anggota DPR, pengusaha, pejabat, pejabat parpol, Intelektual, profesional, pengamat, seniman, mantan Jendral TNI, bahkan pemuka agama, tanpa malu-malu mengeluarkan komentar atau opini yang sangat tidak terduga, sehingga menjadi musuh masyarakat, akibatnya dibully di media sosial, sungguh luar biasa fenomena demokrasi kali ini.

Unik yang ketiga, belum mulai untuk pendaftaran calon peserta Pilkada, khususnya DKI, tetapi sudah heboh sendiri, pencitraan diri dan sudah merasa calon/kandidat, padahal belum ada partai yang mengusung. Mulailah mengeluarkan komentar-komentar negatif, menyerang, menghina, mencela, menuduh, mengancam dan bahkan mau bunuh diri jika Teman Ahok berhasil mengumpulkan sejuta KTP.

Tanpa disadari mereka, Media sengaja menambahkan komplikasi penyakit mereka dengan tampilnya wajah-wajah KLA yang demikian rasis, dengan memberi ruang untuk mereka bermasturbasi sehingga masyarakat tidak perlu lagi repot mencari tahu latar belakang dan historinya, semua terlihat nyata, transparan dan pada akhirnya akan teranulir sendiri. Yang untung saat ini adalah pengusaha media dan rakyat.

Unik yang keempat, dengan belum ada satupun dari partai-partai menentukan kandidatnya sebagai calon gubernur, semakin gencar KLA melakukan akrobat-akrobat politik, semakin jurus-jurus ngawur pendekar mabuk yang diperagakan. Malahan membuat partai-partai melirik Ahok, dan sudah 2 partai politik yang mendukungnya, sedangkan kalian? Sama sekali belum ada, artinya cara dan gaya kalian itu sungguh absurd. Jadi bukan hanya rakyat yang tertawa menonton dagelan politik, tetapi pengurus partai Politik pun sama, hanya mereka lebih pandai bersandiwara, hingga saatnya kalian akan tertipu.

Unik yang kelima, mereka hanya makin membenci Ahok dan memainkan isu SARA adalah kamuflase menutupi ketakutan dengan Ahok menjadi Gubernur lagi, dengan demikian Jakarta akan makin susah diajak kompromi, apalagi peluang memainkan anggaran belanja. Sehingga milyaran biaya politik yang telah dikeluarkan saat mencalonkan diri tidak pernah bisa lunas kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline