Keberhasilan Timnas U-22 menjungkalkan Thailand pada babak final Piala Asia U-22 memang mengejutkan. Pasalnya Tinmas tidak memasang target muluk-muluk di gelaran piala AFF U-22 ini. Turnamen ini hanya sebagai pemanasan untuk turnamen yang lebih besar, Kualifikasi Piala Asia U-22 dan Sea Games 2019 di Filipina.
Kejutan lainnya, Timnas U-22 juara dikala performa yang ditampilkan tidak terlalu memuaskan. Produktivitas timnas tatkala tampil di turnamen tersebut tidak terlalu menggembirakan. Hanya memasukkan delapan gol di seluruh laga.
Distribusi pemain yang mencetak gol juga tidak terlalu menggembirakan. Walaupun Marinus Wanewar tampil sebagai top skor akhir turnamen, tapi rata-rata produktivitas gol yang ditampilkan striker Timnas U-22 terbilang rendah.
Pada pertandingan pertama lawan Myanmar, striket timnas masih demam panggung. Gol tercipta melalui kemelut di depan gawang Myanmar dan dicetak oleh seorang bek tengah, Rahmat Irianto. Pada pertandingan kedua, lawan Malaysia, performa striket Timas lumayan bagus. Kedua gol disumbang oleh dua striket, Marinus Wanewar dan Witan Sulaiman. Begitu juga dengan pertandingan ketiga lawan Kamboja, Marinus Wanewar kembali moncer. Dua gol diborong ke gawang Kamboja sekaligus menahbiskan Indonesia untuk lolos ke semifinal.
Namun, produktivitas striker Timnas kembali menurun tatkala lawan babak semifinal. Gol tunggal timnas dicetak oleh seorang gelandang. Itu juga melalui set piece. Secara permainan banyak peluang yang diciptakan. Baik oleh Marinus maupun Osvaldo Haay.
Babak final, timnas juga mengalami kendala serupa. Marinus bermain under performance. Hanya Osvaldo Haay yang mampu menceploskan sebiji gol untuk timnas. Gol lain diciptakan oleh seorang gelandang kiri, Sani Rizki.
Secara keseluruhan striket timnas hanya menceploskan lima gol. Tiga gol Marinus Wanewar, satu gol Witan Sulaiman dan satu gol Osvaldo Haay.
Catatan ini berbanding terbalik dengan banyaknya peluang yang dihasilakn oleh pemain timnas. Tengok saja ketika pertandingan final. Osvaldo Haay yang sudah berhadapan one on one dengan kiper, gagal memanfaatkan peluang.
Catatan tesebut yang perlu dibenahi oleh Indra Sjafrie. Terlebih barisan depan yang menghuni bangku cadangan juga belum terlalu moncer. Tod Ferre, yang beberapa waktu yang lalu tampil gemilang, juga belum menunjukkan kinerja terbaiknya di gelaran Piala AFF U-22 kemarin.
Perbaikan ketajaman lini depan menjadi prioritas untuk Timnas U-22. Fokus perbaikan, para striker Timnas. Selebihnya, menemukan feeling ketajaman second line. Para gelandang serang, yang di beberapa pertandingan kemarin, banyak juga memberikan kontribusi untuk lini depan.
Kabar gembiranya, Indra Sjafrie kemungkinan akan memanggil empat pemain lain ke timnas. Empat pemain ini juga termasuk Saddil Ramdani, Ezra Walian dan Egi Maulana Vikri. Harapannya bisa menambah daya gedor lini depan Timnas U-22.