Lihat ke Halaman Asli

Samdar Rery

MARHAINISME

Ayah dalam Renungan'Ku

Diperbarui: 14 September 2019   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ayah...
Malam ini dingin tanpa hangat merengut jiwa tak bedaya. Setiap asa di penghujung rindu, linangan air mata pertanda jiwa merindukan ayah yang jauh disebrang.

Ayah...
Malam ini desiran angin masih datang dengan cara yang sama, memantik rinduh tak bedaya pada ayah, jengkal demi jengkal menelusuri jalan panjang menuju histori bersamamu hingga tak kuasa dikala larut malam menyapaku. Tak peduli seberapa banyak ku menghabiskan waktu untuk memikirkan titahmu ayah.

Ayah...
Aku hanya ingin bercengrama bersamamu lewat perenungan yang sepih tanpa suara, mungkin saja bersuara dalam diam dan menangis dalam kebisuan adalah satu-satunya cara bersahut sahutan bercerita denganmu ayah yang jauh disana.

Ayah...
Senyum bahagiamu adalah inti dari hidupku, maafkan aku jika belum memberikan senyum bahagia itu kepadamu ayah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline