"Kerja sama investasi, logistik, pembiayaan yang terinterkoneksi dengan kebijakan di semua negara mitra dan organisasi internasional dapat dipandang sebagai penguatan atau pengikatan pengaruh geopolitik."
Prolog
Geopolitik adalah implementasi kebijakan posisi tawar dalam hubungan internasional dikaitkan dengan posisi geografis suatu negara atau suatu wilayah. Geopolitik diwujudkan dalam kebijakan maupun penerapan dalam bidang ekonomi, politik, hubungan luar negeri, kekuatan militer dan lain lain.
Geopolitik -- secara etimologi -- adalah perpaduan antara geo (geografi, sesuatu yang statis) dengan politik (sesuatu yang dinamis). Dengan demikian, memahami geopolitik tidak terlepas dari dinamika dan perspektif maupun inter relasi dan interaksi antar aktor-aktor di dalamnya.
Evolusi Geopolitik
Dalam menyambut ulangtahun ke 57 Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) RI -- sebagai sekolah geopolitik -- berbarengan dengan hari kebangkitan nasional 20 Mei 2022, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto memberikan orasi ilmiah dengan judul "Geo V", dalam evolusi historis, akademis serta pertarungan isu-isu strategis pada setiap tahapan.
Bottom line geopolitik adalah pertarungan hegemoni untuk penguasaan sumber daya global dengan berbagai strategi tertentu. Pandangan geopolitik tersebut diikhtisarkan sebagai berikut.
Geopolitik tahap pertama ditandai dengan kebangkitan paham nasionalisme negara-bangsa di Eropa. Tokoh-tokoh pemikir pada era ini antara lain adalah Ratzel (1897) dan Kjellen (1917) yang menganalogikan negara sebagai organisme yang memerlukan perluasan ruang hidup (lebensraum).
Paham ini berkembang pada zaman perang Napoleon hingga perang dunia pertama. Beberapa aliran yang ada adalah konsepsi heartland -- rimland. Hal tersebut diimplementasikan dengan penguasaan jantung darat (Mackinder, 1904), penguasaan laut (Mahan, 1890).
Geopolitik tahap dua ditandai dengan pergesekan kepentingan antara industri maju untuk memasarkan produknya. Negara yang semakin kuat dan besar, memerlukan ruang dan wilayah pengaruh yang lebih luas.
Jerman di bawah pemikiran Haushoffer (1941) mengimplementasikan dengan perluasan hegemoni di jantung Eropa hingga ke Afrika Utara. Spkyman (1944) mengarahkan penguasaan geografis dengan konsep penguasaan maritim.