Lihat ke Halaman Asli

sampe purba

Insan NKRI

Jejak Preman dalam Penamaan Hari

Diperbarui: 6 April 2021   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jejak  Preman dalam penamaan hari (bagian 2)

Oleh : Sampe Purba

Ternyata, kelakuan ala Julius Caesar dan Kaisar Agustus sepertinya terilhami dari tradisi lama. Penamaan hari hari dalam sepekan,  berawal dari Mesopotamia. Sebagaimana diketahui, sejak zaman tak teringat, orang orang Mesopotamia (dan juga Sumeria) sudah tertarik dengan penyelidikan benda benda langit. Misalnya, dalam satu Kitab Tua dikisahkan, seorang  Raja Raksasa bernama Nimrod membangun menara tinggi menjulang ke arah langit. Ada juga kisah orang Majus Sumeria yang mengikuti pergerakan bintang raja berkelana hingga ke tanah Kanaan Palestina.

Sistem kalender Babilonia menetapkan ada tujuh hari dalam satu putaran. Benda langit (planet) yang terlihat jelas dari bumi, dinamai sesuai dengan nama dewanya. Seiring dengan pergantian Preman penguasa jagat, sejak Babilonia -- Sumeria - Junani kuno -- Romawi Kuno -- Nordic -- Germany yang menginvasi Eropa dari arah Skandinavia, maka berganti-ganti pula nama-nama hari itu, tergusur oleh nama dewa dari negeri Preman penguasa baru.

Tyr -- tiw -- Tuesday. Tyr adalah nama dewa perang dan dewa langit Nordic. Mars (Romawi Latin) atau Ares (Junani) adalah nama hari tersebut (yang juga berarti dewa perang). Tetapi karena mereka kalah gertak dengan orang Nordic, ya terpaksa mengalah. Jadilah nama dewa perang Preman Nordic yang diabadikan hingga sekarang.

Woden -- wed -- Wednesday. Woden adalah Nama Dewa Pemburu Liar dari Anglo Saxon. Orang Nordic menghormati Kepala Preman ini dengan nama dewanya. Pada zaman Latin, nama hari ini adalah Hermes -- dewa perdagangan sekaligus maling yang tersohor. Ya, masih miriplah dengan pemburu liar itu.

Thor -- thunres -- thunder -- Thursday. Thor adalah dewa guntur Skandinavia. Masih ingat serial filem Thor dan Avengers yang beberapa tokohnya mampu menangkap ekor petir, bukan ?. Ada orang Skandinavia/ Swedia juga lho dalam deretan bintang utamanya itu. Orang Romawi sebelumnya menamai hari ini dengan Jupiter (Jove), yaitu dewa guntur dan petir, yaitu nama planet yang sebelumnya telah diidentifikasi oleh orang Babilonia.

Frea -- frigga -- Frijaz -- Friday. Frijaz adalah nama dewi Germanic kuno, yang berarti kebebasan dan cinta. Mungkin karena tidak tega, nama dewi yang dipilihkan pun disesuaikan dengan nama hari yang sebelumnya disematkan oleh orang  Romawi kuno yaitu Venus. Venus, sang  dewi cinta yang membara, yang kerlingannya mampu menjalarkan ritme ritme mistis hingga ke  detak jantung secara misterius.

Saturni -- saternes -- Saturday. Saturn adalah nama dewa Romawi dan Italia Kuno yang mengurusi kebahagiaan dan nasib baik. Tidak heran, anak-anak muda kita zaman dulu, sangat menunggu nunggu datangnya hari Sabtu -- hari baik. Mereka menyebutnya malam panjang, malam untuk berbagi kebahagiaan dan merajut nasib baik dengan sang kekasih.

Bagaimana dengan nama hari Minggu dan Senin.

Tampaknya seluruh penjelajah dan para preman penguasa dunia yang muncul silih berganti, menyepakati bahwa kedua hari ini layak dipersembahkan kepada nama dewa penguasa benda langit yang paling dominan. Kualat mereka kalau tidak menghormati yang dua ini, yaitu  bulan dan matahari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline