Sistem Penanggalan dan Jatah Preman
Oleh : Sampe Purba
Prolog
Sistem penanggalan yang umum kita kenal sekarang dengan Kalender Masehi, disebut juga sistem Gregorian merupakan evolusi dan resultan pertarungan dinamika berbagai sistem kalender yang dikenal peradaban dunia.
Sistem Gregorian berbasis matahari (solar system), yaitu perhitungan satu siklus bumi mengorbit (mengelilingi) matahari dalam satu putaran.
Selain sistem matahari, ada juga penanggalan yang berbasis bulan mengorbit bumi (lunar system). Sistem ini umum dipakai dalam penanggalan peradaban Tiongkok dan juga kalender muslim.
Sistem ketiga adalah perpaduan antara sistem matahari dan sistem bulan. Sistem ini dipakai dalam peradaban Sumeria kuno yang kemudian diadaptasi dalam budaya Yahudi.
Pengaitan sistem kalender dengan matahari atau bulan, erat kaitannya dengan perilaku musim, terutama bagi bangsa bangsa kuno untuk kepentingan menghitung musim tanam dan panen. Itu gabungan ilmu astronomi dan agrikulture.
Pusat pusat peradaban kuno, seperti sepanjang delta sungai Nil, lembah Indus atau Mesopotamia adalah daerah pertanian. Perilaku alam juga penting dipahami dalam musim berperang. Berperang ?
Ya. Tentu tidak bijak berperang, di musim kering kerontang, atau musim salju. Ingat cerita tentara Napoleon dan atau Hitler yang gagal menginvasi Rusia karena terjebak salju musim dingin ?.
Sistem penanggalan pusat pusat peradaban "modern" abad Perunggu (3.000 -- 4.000 tahun SM) yang sudah mapan seperti Lembah Aztek Mexico, bangsa Maya di Amerika Tengah, Tiongkok Kuno, Mesir Kuno, Junani Kuno (minoan), India kuno, menyurut perannya seiring dengan bangkitnya Eropa (Rumawi Kuno) sebagai imperium dunia keempat.