Empat Wejangan Menyentuh -- Tips Bapak Sarundajang
Oleh Sampe L. Purba
Mengenai Bp Sinyo Harry Sarundajang - Seorang birokrat, akademisi, politisi, diplomat - yang meninggal dunia pada usia 76 tahun di Jakarta, dalam posisi masih sebagai Duta Besar di Filipina, di bulan Pebruari 2021 beberapa hari yang lalu, sudah banyak dituliskan. Silakan anda ketik di medsos, entah itu google, instagram, twitter, FB dll, akan banyak referensi mengenai beliau. Beliau adalah satu dari sedikit pejabat Indonesia yang tetap memegang posisi posisi politik penting sejak zaman Pak Suharto hingga zaman Pak Jokowi. Bahkan hingga akhir hayatnya.
Yang saya mau ceritakan adalah perjumpaan pertama yang sangat berkesan dengan beliau puluhan tahun yang lalu.
Tahun 2003 - sekitar 18 tahun yang lalu - saya bersama seorang teman (alm. pak Hutasuhut) ditugaskan kantor kami - bpmigas - ke Maluku, tepatnya ke Pulau Seram. Kami perjalanan dinas, untuk menyelesaikan beberapa hal, sehubungan dengan memanasnya situasi antara dua kelompok masyarakat, di sekitar daerah operasi salah satu perusahaan migas di sana. Persoalan tersebut - sebetulnya, bukan karena perusahaan minyak itu, tetapi lebih karena perebutan porsi bagi hasil minyak.
Konon pemicunya adalah sekelompok masyarakat - di daerah operasi migas tersebut - menginginkan pemisahan dari kabupaten induk, demi bagi hasil minyak yang lebih besar. Berdasarkan ketentuan perundang undangan, kabupaten penghasil migas, memperoleh porsi bagi hasil minyak, yang jauh lebih besar dari kabupaten yang sekedar berada di provinsi tempat operasi migas tersebut. Hal ini mendapat penentangan dari kabupaten induk. Namun kemudian, persoalan tersebut bereskalasi dan berkelindan dengan isu isu SARA, oleh elit elit lokal yang memiliki patron hingga ke tingkat Nasional. Seperti kita tahu, di daerah Maluku pada waktu itu sedang panas-panasnya gesekan dan kerusuhan berbau SARA. Banyak korban jiwa, harta dan trauma berkepanjangan.
Besok malamnya, sepulang dari kunjungan lapangan, kami transit/ menginap di Ambon. Bp. S.H Sarundajang, dalam kedudukan beliau sebagai Pejabat Gubernur Penguasa Darurat Sipil di Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara, mengundang kami makan malam di rumah dinasnya. Bayangkan. Seorang Gubernur, di tengah kesibukan dan tensi politik dan keamanan yang luar biasa panas, menyempatkan diri dan menyediakan waktu bertemu dan menjamu kami. Pada hal waktu itu, saya hanyalah seorang pegawai biasa setingkat Manajer, didampingi Pegawai perusahaan itu yang juga manajer lapangan.
Di sela-sela perbincangan ringan, saya bertanya apa kiat Bp Sarundajang sehingga dapat berterima di kedua kelompok yang berhadapan perang. Beliau menyatakan "SENTUH HATINYA !". Manusia itu, dari ras, golongan, agama dan kelompok manapun, memiliki hati. Dengan menyentuh hatinya, you got trust. Setelah itu sudah lebih ringan anda melakukan misi dan tugasmu.
Ditemani cemilan ringan, teh dan minuman lainnya, kebetulan kami semua pria, beliau memberikan tips. Untuk sukses dan sustainable, seorang pria harus menjaga stamina dengan exercise rutin dan reguler. Ada empat stamina yang harus dirawat keseimbangannya agar tetap produktif, optimis dan berbahagia.
Yang pertama adalah melatih stamina badan. Seorang pria harus merawat dan menjaga stamina tubuhnya tetap bugar. Berolah raga, menyeimbangkan asupan makanan, berinteraksi dengan berbagai kalangan dan beraktivitas. Harus ada keseimbangan waktu antara bekerja, beristirahat dan bersosialisasi.
Yang kedua adalah merawat stamina otak. Agar tetap cerdas, produktif dan kreatif, kita harus melatih otak dengan berbagai asupan. Membaca, berdialog, diskusi dan menulis adalah cara untuk menjaga stamina otak.