Lihat ke Halaman Asli

sampe purba

Insan NKRI

Delhi Metro: Layanan Kereta Api Kelas Dunia

Diperbarui: 15 Oktober 2017   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Seperti biasa -- untuk menguji nyali di kota yang baru dikunjungi, saya selalu berusaha mencoba moda transportasi umum untuk mengeksplorasi kota. Sendirian. Map termasuk sistem transportasi kota tersedia di hotel. Sepanjang tanda penunjuk informasi jelas dan penduduk ramah, plus sedikit keberanian berbaur di antara kerumunan pada umumnya tidak ada kesulitan.  Berbeda dengan transportasi darat di seputar kota Delhi -- yang kelihatan semrawut berebut jalanan  mulai dari bis, bajaj, taksi, uber, mobil pribadi, hingga becak, layanan kereta api kota  benar-benar seperti langit dan bumi. Sangat nyaman.

Delhi Metro adalah sistem perkeretaapian yang melayani kota Delhi hingga ke kota Satelit Faridabad, Gurugram, Noida dan Ghaziabad, di bawah manajemen Daily Metro Rail Corporation Ltd (DMRC) -- suatu BUMN dengan saham fifty-fifty antara Pemerintah Federal dengan Pemerintah Kota. DMRC diberi otonomi sepenuhnya di bidang standar pelayanan operasi, kepegawaian, procurement dan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip korporasi, dan tidak direcoki dengan isu seperti apakah kekayaan negara yang dipisahkan atau bukan. Maka tidak heran, sistem pelayanan perkereta apiannya tidak kalah dari gurunya (Sistem Metro Hong Kong -- tempat mereka berguru di awal pengembangannya pada awal tahun 1990 an).

Delhi Metro -- dibangun bertahap sejak tahun 1998 - mulai dioperasikan tahun 2002, hingga saat ini sudah ada 6 rute/ koridor, dengan total panjang 218 km, melayani 164 stasiun.  Ada yang di bawah tanah, permukaan dan kereta layang. Beroperasi mulai jam 5 pagi hingga menjelang tengah malam, sebanyak 3000 trip. Dalam tahun 2016 tercatat melayani penumpang sebanyak 2,75 juta orang. Sistem perkereta apian ini, selain  mengatasi kemacetan secara substansial, juga mengurangi polusi. DMRC merupakan Perusahaan perkeretaapian pertama di dunia yang  mendapatkan penghargaan  atas pengurangan efek rumah kaca dari PBB.

Termasuk di dalamnya adalah koridor airport line yang terintegrasi dengan Bandara Internasional Indira Gandhi, seperti security check-in barang dan informasi penerbangan. Kereta api pada airport line kelihatan lebih mewah. Itu wajar, karena airport adalah etalase terdepan suatu negara. Di Indonesia kiat ini juga dianut. Kereta api jalur Kuala Namu - Medan yang pembangunannya digawangi pak Ignasius Jonan semasih Dirut PT KAI dan Menteri Perhubungan juga kelihatan mewah, resik dan apik.

Standar operasi pelayanan Metro Delhi prima. Di gerbangnya ada pintu pemindai logam untuk mendeteksi tidak ada yang bawa bahan berbahaya. Untuk kenyamanan pengguna, aturan diterapkan secara ketat dan tanpa kecuali. Untuk setiap pelanggaran ada dendanya. Tidak boleh merokok, makan atau minum di dalam gerbong. Tidak ada pengamen, calo tiket atau pedagang asongan, maupun pengemis. Demikian juga buang ludah dan sampah sekenanya, teriak-teriak atau aggresive behaviour maupun ngadem berlama-lama akan diusir dan diproses hukum. CCTV di mana-mana. Memang belum sebagus Metro Tokyo atau Hong Kong yang menyatu dengan pusat perbelanjaan, tetapi standar pelayanan dasarnya telah mirip, dengan  keberadaan supporting facility  toilet, groceries, petugas customer service dan security.

Ada kartu akses untuk masuk ke peron, yang sudah diisi uang deposit. Ongkos bervariasi antara 25 - 50  rupee per akses. (USD 1 = 62 rupee). Mesin penambah (top-up) tersedia. Ada juga satu gerbang dengan membayar uang, tetapi tarifnya lebih mahal. (Bedakan dengan video viral baru baru ini ada  orang norak masuk pintu tol di Jakarta yang ngotot harus pakai uang. Pada hal untuk menonton bioskop saja orang harus beli karcis di loket, bukan di pintu masuk).

Kalau pindah antar koridor harus membayar. Dalam hal ini Gubernur Jakarta terdahulu bp. Basuki TP  Ahok masih lebih genereous/ murah hati, yang membebaskan pengguna tidak perlu membayar pindah antar koridor bus way/ Trans Jakarta. Delhi Metro teratur jadwal, serta jarak lantai peron ke gerbong sempit dan aman. Di Trans Jakarta hal itu masih memerlukan pembenahan. For your info, di beberapa halte, jarak melangkah ke lantai bis Trans Jakarta ada yang sampai 40 cm -- sesuatu yang menurut saya tidak memenuhi standar safety, apalagi kalau lagi hujan, dan licin. Bis terkadang lama muncul atau marodor-odor kosong melompong.

Peta jaringan, bagan electric map penanda ke stasiun terdekat, maupun pengumuman disampaikan dalam bahasa Inggeris dan bahasa setempat. Orang India umumnya literate dalam berbahasa Inggeris. Sekalipun Inggeris adalah mantan negara kolonial, orang India tidak mengharamkan bahasa Inggeris. Bahasa Inggeris adalah satu di antara empat bahasa resmi di kantor Pemerintahan.  Mereka memiliki ikatan persahabatan kultural yang baik. Saling mendukung di dalam commonwealth dan diplomasi termasuk di PBB.

Ini agak berbeda dengan Negara kita. Kita pernah bersentuhan budaya dan pemerintahan dengan Portugis, Inggeris, Perancis dan Belanda, namun hampir tidak ada preferensi manfaat ekonomi dan kultural yang kita dapat optimalkan di dalam tata pergaulan internasional. Sepertinya mentally wise -- kita belum sepenuhnya berdamai dengan sejarah.

Menaiki dan menggunakan Delhi Metro selain nyaman dan aman, juga membuat mata akan dapat sedikit termanjakan. Gadis-gadis  berparas indah dan terpelajar bergelantungan sopan dengan senyum renyah, mengundang jiwa anda lebih mengagumi kebesaran Sang Maha Pencipta. Sementara ibu-ibunya pun tidak kalah decorative. Ada yang berpakaian sari, dengan anting di hidung, dan perhiasan emas di mana-mana. Besar-besar lagi, sebesar batang sangge-sangge.

Sebentar lagi kita -- Jakarta akan memiliki moda kereta api pada sistem rapid mass transportation -- yang dinisiasi wujudkan oleh duet Pemerintah Pusat di bawah komando  Pak Jokowi dan Pemerintah Kota  di bawah Pak Gubernur Ahok. Semoga Pemerintah Kota yang baru akan dapat meneruskannya. Demi warga Jakarta yang lebih bermartabat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline