Berkaca dari keadaan politik saat ini, beberapa tahap dalam sistem politik Indonesia tidak cukup dikatakan sebagai sistem politik yang ideal. Beberapa tanggapan atas hilangnya esensi dari partai politik cukup untuk membuat stigma negatif dalam masyarakat. Selain permasalahan korupsi, makin dikuasainya partai politik oleh segelintir elit publik menciptakan suasan kaderisasi partai yang tidak struktural. Oleh karena itu, dampak pergeseran sistem politik kita semakin lebih jelas, dimana makin beredarnya calon-calon pemimpin yang maju secara independen.
Alasan atas keindependenan tersebut juga bervariasi, seperti kurang percayanya kepada parpol sebagai kendaraan politik hingga tidak inginnya melakukan transaksi politik yang melelahkan dan menghabiskan banyak rupiah. Padahal, partai politik memegang peranan penting dalam meciptakan kader-kader calon pemimpin di masa mendatang. Guru Besar FISIP UI, Maswadi Rauf mengatakan bahwa partai politik saat ini harus mampu berdapatasi dengan zaman saat ini. Maswadi mengkhawatirkan bahwa dalam sistem demokrasi yang makin pesimis dengan sistem kepartaian, maka fungsi rekruitment politik akan hilang. Oleh karena itu dibutuhkannya implementasi gagasan partai modern sebagai jawaban atas permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya.
Gagasan partai modern tersebut mulai dijawab oleh Eddy Soeparno pasca beliau memegang amanah sebagai Sekretaris Jendral Partai Amanat Nasional (PAN) pada masa bakti 2015-2020. Terpilihnya Eddy Soeparno sebagai Sekjen PAN tentu mendapatkan sambutan yang hangat, terutama bagi kader-kader muda PAN yang menginginkan adanya reformasi partai modern dalam tubuh PAN.
Politisi inovatif tersebut mencoba untuk membangun potensi anak muda untuk menciptakan suasana yang optimis terhadap partai politik Indonesia saat ini, khususnya PAN. Dalam wawancara yang dilansir dari beritakabar.com, Eddy menyatakan bahwa anak muda akan menjadi salah elemen penting dalam proses pendewasaan dan pemenangan partai. Ini bisa dilihat bahwa pengguna internet di Indonesia tahun 2014 mencapai hampir 90 juta orang, yang mana sebagian besar di dominasi generasi muda ( rentang usia 18 – 35 tahun ).
Gambaran tersebut dijelaskan Eddy sebagai salah satu ciri dari partai modern. Partai yang mencoba merangkul generasi muda yang mampu tanggap dengan perubahan zaman yang ada sekaligus mampu memberikan warna baru bagi kaderisasi partai. Eddy juga menjelaskan bahwa tiap-tiap kader partai politik, khususnya PAN agar mampu untuk melek media dan informasi, khususnya sosial media. Hal tersebut dikarenakan sebuah partai harus aktif terlibat dalam komunitas komunitas dan masyarakat netizen yang biasa diisi anak muda. Hal tersebut selaras dengan tujuan Eddy untuk membangun potensi anak muda dalam berpolitik.
Eddy menganggap bahwa netizen mempunyai jiwa kritis sekaligus objektif dalam melihat permasalahan. Keadaan tersebut membuat PAN mampu untuk memetakan permasalahan bangsa dan berguna bagi langkah partai kedepannya. Selain permasalahan anak muda, Eddy Soeparno juga turut membangun salah satu ciri dari partai modern yaitu konsolidasi partai yang sehat dan rapi. Hal tersebut dinyatakan Eddy berusaha membangun PAN sebagai partai yang terkonsolidasi dengan rapi. Dimana potensi konflik internal mampu dimanajemen dengan baik sehingga masyarakat tidak menanamkan stigma negatif terhadap PAN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H