NAMA Partai Gerindra dan Prabowo Subianto jadi pusat perhatian publik dalam beberapa waktu terakhir. Hal itu tak lepas dari tertangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo oleh KPK atas dugaan kasus suap benih lobster alias benur.
Seperti diketahui, Edhy tak sekadar politisi dari partai berlambang burung garuda tersebut. Dia juga disebut-sebut orang paling dekat dengan sang ketua umumnya---Prabowo Subianto.
Tak pelak, tertangkapnya Edhy oleh lembaga antirasuah tersebut memunculkan beragam spekulasi. Khususnya terkait keberlangsungan politik Partai Gerindra dan karier politik Prabowo Subianto kedepan.
Tak sedikit pihak menduga peluang kemenangan calon-calon yang diusung Partai Gerindra pada Pilkada serentak yang tinggal beberapa hari lagi---9 Desember 2020 menipis. Kasus OTT Edhy Prabowo akan mampu mempengaruhi dan menggerus suara pemilih di berbagai daerah.
Selain itu, cukup banyak pula yang menilai, kasus OTT dimaksud adalah tanda tamatnya karier Prabowo Subianto menuju gerbang Pilpres 2024. Edhy dianggap telah benar-benar menjatuhkan nama baik mantan Danjend Kopasus tersebut di mata khalayak masyarakat luas.
Lumrah bila opini atau dugaan-dugaan tersebut di atas mencuat. Kenyataannya pasca OTT Edhy Prabowo sangat berdekatan dengan agenda Pilkada serentak, dimana kader-kader terbaik Partai Gerindra banyak terlibat dalam persaingan perebutan kursi kepemimpinan daerah tersebut.
Kemudian, meski Pilpres masih cukup lama, namun tensi dan pergerakan politik menuju kursi kepemimpinan nasional itu telah ramai diperbincangkan. Bahkan, lembaga-lembaga survei di tanah air telah jauh-jauh hari melakukan jajak pendapatnya.
Sejauh ini berdasarkan hasil jajak pendapat dari lembaga-lembaga survei tersebut hampir selalu menempatkan Prabowo Subianto di puncak elektabilitas tertinggi. Artinya, peluang pria yang menjabat Menteri Pertahanan ini adalah yang terbesar dibanding kandidat-kandidat lainnya.
Namun, prestasi ini sepertinya akan sangat ternoda dengan kasus OTT Edhy. Banyak pihak memprediksi akan sangat berdampak buruk bagi Prabowo Subianto. Kepercayaan publik menurun dan akibatnya elektabiitas pun merosot.
Wajar bila akhirnya internal partai langsung bereaksi keras dan kecewa atas apa yang dilakukan Edhy Prabowo. Bahkan, di beberapa laman media online banyak diberitakan bahwa konon kabarnya Prabowo Subianto marah besar.
Kata "konon" ini sengaja disematkan karena marahnya Prabowo tersebut bukan atas pernyataannya langsung, melainkan lewat pengakuan adiknya---Hashim Djojohadikoesoemo.