BEBERAPA lembaga survei tanah air seolah terus berlomba-lomba mencari siapa nama-nama yang layak untuk maju pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Keberadaan lembaga ini juga sepertinya untuk terus memacu dan "memanas-manasi" para kandidat agar saling bersaing berebut posisi terbaik.
Bulan lalu, lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil survei yang dilaksanakan bulan September 2020. Lembaga yang dipimpin Burhanudin Muhtadi tersebut menempatkan nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai yang terbaik. Elektabilitas politisi PDI Perjuangan itu meraih 18,7 persen.
Sedangkan di urutan kedua dihuni oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subuanto dengan 16,8 persen. Dan, nama Gubernur DKI Jakarta berada tepat di bawahnya dengan 14,4 persen.
Selain IPI, lembaga survei Indo Political Opinion (IPO) pun merilis hasil surveinya. Kedua lembaga survei ini seolah kompak. Mereka sama-sama menempatkan Ganjar sebagai peraih elektabilitas tertinggi, di susul oleh Prabowo dan Anies Baswedan.
Menurut hasil survei IPO, elektabilitas Ganjar mencapai 17,9 persen. Sementara Prabowo 16,4 persen dan Anies Baswedan 15,3 persen.
Bulan ini, November 2020, lembaga survei Populi Center juga merilis hasil jejak pendapatnya. Survei yang ditanyakan oleh mereka adalah tentang respon atau harapan masyarakat terhadap sosok kandidat.
Hasilnya tidak jauh dari hasil lembaga survei sebelumnya. Nama-nama yang masuk tiga besar masih dihuni nama yang sama. Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Kalau pada hasil. Lembaga survei di atas, nama Ganjar Pranowo begitu perkasa dengan menempati peringkat teratas. Dalam hasil survei Populi Center, dia harus puas di posisi kedua dengan capaian 9,9 persen.
Kali ini posisi teratas diraih oleh Prabowo Subianto dengan raihan 18,3 persen. Sedangkan elektabilitas Anies masih berkutat di posisi ketiga dengan 9,5 persen.
Hanya saja, seperti dikutip dari Kompas.com, survei Populi Center ini menghasilkan nama kejutan yang duduk di peringkat empat. Ustad Abdul Somad (UAS). Elektabilitas Ustad kondang ini mencapai 6,2 persen.
Saya rasa munculnya nama UAS di peringkat empat adalah ancaman tersendiri bagi para kandidat lainnya. Betapa tidak, sejauh pelaksanaan jejak pendapat yang dilakukan beberapa lembaga survei sejak bulan Februari 2020 lalu, UAS tidak pernah dilibatkan.