Cebong dan Kampret adalah warna pada Pilpres 2019. Hingga rakyat hampir terpecah belah.
KONTESTASI Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mungkin yang terpanas sepanjang sejarah politik tanah air. Pada saat itu terjadi head to head antara pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH. Ma'ruf Amin dengan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menyandang status incumbent atau petahana, kala itu Jokowi tak menemui hambatan berarti untuk membentuk koalisi. Bersama Ma'ruf Amin, mantan Gubernur DKI Jakarta itu disokong oleh sembilan partai politik (Parpol) yang diikat Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Mereka itu adalah PDIP, PKB, Golkar, Perindo, NasDem, Hanura, PKPI, PSI, dan PPP.
Sementara rivalnya Prabowo-Sandiaga hanya didukung oleh lima parpol. Gabungan mesin politik ini diberi nama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur. Mereka adalah Partai Gerindra, Demokrat, PKS, PAN dan Partai Berkarya.
Persaingan pada kontestasi Pilpres kala itu tak hanya panas antara dua pasangan, tetapi menjalar hingga ke para pendukungnya. Cebong sebagai pendukung Jokowi cs dan Kampret pendukung kubu Prabowo pun kerap hampir terjadi bentrokan.
Kedua kubu terus memanas selama musim kampanye. Saling serang melalui 'udara' atau melalui media massa maupun serangan 'darat' acap kali terjadi.
Black campaign atau kampanye hitam seolah menjadi halal. Kubu Jokowi salah satunya menyerang Sandiaga Uno dengan isu situs skandalnya. Dan, Prabowo diserang dengan uang berstempel dirinya.
Tak mau kalah, kubu Prabowo pun menyerang Jokowi. Hanya saja isu yang disebarkan boleh disebut usang, karena pernah muncul saat Pilpres 2014. Isu PKI.
Selain itu masih banyak peristiwa-peristiwa lain yang semakin memanaskan tensi persaingan diantara kedua pasangan tersebut. Salah satunya masalah intoleransi.
Bersyukur, Pilpres 2019 akhirnya bisa berlangsung relatif aman dan terkendali. Sebagai petahana, Jokowi bersama pasangannya Ma'ruf Amin berhasil keluar sebagai pemenang. Berdasarkan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) mereka mendulang 55,50 persen suara. Sedangan rivalnya, Prabowo-Sandi hanya mampu meraup 44,50 persen suara.