Lihat ke Halaman Asli

Prabowo Buka Suara, Prabowo "Selamatkan" SBY

Diperbarui: 13 Oktober 2020   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

PARTAI Demokrat terutama Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi pusat perhatian publik dalam beberapa waktu terakhir. Mereka dituduh sebagai dalang dibalik aksi penolakan massa di beberapa daerah atas disahkannya Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker). 

Seperti diketahui, pasca disahkannya Undang-Undang "Sapu Jagat" pada Sidang Paripurna, Senin (5/10/20), esok harinya hingga tanggal 8 Oktober 2020 terjadi aksi demontrasi dan kericuhan. Akibatnya banyak peserta aksi yang terkuka dan rusaknya fasilitas umum. 

Nah, entah dari mana datangnya tiba-tiba muncul tuduhan bahwa semua aksi penolakan UU Ciptaker tersebut didalangi Partai Demokrat dan SBY. Tak tanggung-tanggung, Presiden ke-6 RI ini juga dituding sebagai pihak yang membiayai para peserta aksi. 

Hingga hari ini tuduhan tersebut masih belum bisa dibuktikan. Hanya, jika boleh menduga, mungkin saja tuduhan tersebut datang karena aksi dan reaksi Partai Demokrat yang telah dengan tegas menolak RUU Ciptaker. 

Bahkan, sebelumnya sempat terjadi insiden sabotase yang dilakukan pimpinan sidang, Puan Maharani. Ketua DPR ini dengan sengaja mematikan mikropon anggota DPR Fraksi Demokrat, Irwan Fecho ketika sedang interupsi dalam Sidang Paripurna pengesahan RUU Ciptaker. 

Tidak hanya itu, dengan dipimpin Benny K Harman, anggota Fraksi partai berlambang mercy itupun selang beberapa lama kemudian walk out dari sidang paripurna, karena interupsinya merasa tak digubris. 

Kendati begitu, tuduhan tersebut langsung dibantah ramai-ramai oleh kader Partai Demokrat. Bahkan, secara khusus mantan Ketua Umum Partai Mercy, SBY, dengan tegas menyebut bahwa tuduhan tersebut adalah fitnah keji. 

SBY mengaku, tidak terlintas dalam pikirannya untuk menggerakan massa apalagi membiayainya, meski dia  seandainya memiliki kemampuan tersebut. Ia merasa sedih terus-terusan disudutkan dan menjadi korban fitnah. 

Apa yang diutarakan SBY  bukan hak penulis untuk mengiyakan atau mennyangkalnya. Semua diserahkan pada aparat kepolisian untuk menyelidiki dan mengungkap tuntas siapa dalang dibalik aksi ricuh massa yang terjadi pada tanggal 6 hingga 8 Oktober 2020 tersebut. 

Namun, sebelum kasus ini bisa diungkap dengan tuntas, bukan mustahil tuduhan-tuduhan terhadap Partai Demokrat dan SBY ini akan menjadi bola liar. Meski telah dibantah oleh pihaknya. 

Prabowo Tuduh Pihak Asing 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline