Lihat ke Halaman Asli

Demo UU Ciptaker: Bentengi Pemerintah, Ruhut Sentil Sang Mantan

Diperbarui: 9 Oktober 2020   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fajar online

PEMERINTAH tak bosan mewanti-wanti agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan untuk memotong rantai penyebaran virus Korona (Covid-19) yang makin merajalela. Salah satunya adalah tetap menjaga jarak satu sama lain (Social distancing). 

Namun, anjuran pemerintah ini tidak digubris. Setidaknya dalam tiga hari terakhir. Ribuan bahkan mungkin puluhan ribu kaum buruh, mahasiswa dan masyarakat di hampir seantero tanah air turun ke jalan. Melakukan aksi protes atas disahkannya Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker). 

Ambyar, begitulah kira-kira perkiraan banyak pihak terkait niat pemerintah dalam memutus rantai penyebaran virus asa Wuhan, China itu. Bahkan, tak sedikit pula yang menduga bahwa demo RUU Ciptaker akan menjadi klaster baru penularan virus. 

Aksi protes besar-besaran atas disahkannya RUU Ciptaker sebenarnya sudah bisa diprediksi sejak awal. Pasalnya jauh sebelum derasnya gelombang demo, para buruh dan pihak-pihak terkait telah menolak. Namun pemerintah tak bergeming. 

Puncaknya, pada Senin (5/10/20) seluruh anggota fraksi DPR RI minus Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) RUU Ciptaker disahkan menjadi Undang-Undang. Kontan, hal ini memantik kemarahan para buruh dan memaksa mereka menggelar aksi protes besar-besaran di Jakarta dan di masing-masing daerah. 

Demo buruh tersebut awalnya berjanji akan berjalan tertib dan damai. Akan tetapi kenyataannya banyak terjadi kericuhan dimana-mana. 

Akibatnya, beragam tudingan pun muncul dari pihak-pihak pro RUU Ciptaker, bahwa kericuhan tersebut ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu yang ingin memanfaatkan kesempatan tersebut demi kepentingan politiknya dengan cara memprovokasi pererta aksi. 

Benar tidaknya praduga itu masih membutuhkan pembuktian. Namun, politisi PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul dengan tegas menyentil PKS dan Demokrat sebagai Partai dari barisan sakit hati yang membuat provokasi. 

"Dua Partai Politik PKS dan Demokrat yang sudah kalah di DPR RI serta kadrun-kadrun juga begundal-begundal provokator," ujar Ruhut, di twitternya, Kamis (8/10/2020). (Fajar.co.id

Dia juga menyarankan agar mahasiswa dan buruh tidak terprovokasi dengan PKS dan Demokrat yang sejak awal telah menolak RUU tersebut. 

"Adik-adik yang ikut demo mahasiswa dan buruh menolak UU Cipta Kerja, Aku mohon kembalilah ke rumah masing-masing atau pemondokan-pemondoka kalian, tolong jangan terpengaruh kipasan barisan sakit hati," imbuh Ruhut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline