Malam, hanya sepi menemani. Tak ada bulan yang biasa melambai tangan mengajakku bercengkrama tentang indahnya larut. Tak ada bintang yang selalu mengerlipkan bola matanya, tanda aku tak sendiri.
Ah, pada siapa aku harus bicara? Tentang rasa yang kerap bersemayam dalam hati, menerpa jiwa yang sakitnya hingga menusuk ulu hati. Tentang khayal yang mengganggu pikir, mencecar dengan sejuta tanya.
Malam, hanya sepi menemani. Kucoba curahkan rasa lewat goresan pena pada selembar kertas usang. Sekian lama tak bersua, sekian lama kupendam rasa, membuat engkau selalu bertamu di kepalaku.
30 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H