MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Tohir yang disebut-sebut sebagai salah seorang pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan kinerja terbaik, nyatanya masih belum bisa "menghancurkan" borok-borok yang terjadi di kementrian yang dia pimpin.
Setidaknya hal tersebut pernah "ditelanjangi" oleh Anggota Komisi I DPR RI, Adian Napitupulu dan belum lama ini oleh Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.
Tudingan Adian
Beberapa waktu lalu, Adian yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut sempat buka-bukaan lewat dua surat terbuka yang ditujukan langsung pada Erick Tohir.
Surat pertama bertajuk "Jujur Saja, Siapa Mafianya Pak Menteri?"
Dalam surat terbuka tersebut dilayangkan menyusul adanya pernyataan Erick soal banyaknya mafia alat kesehatan (Alkes) untuk penanganan pandemi virus corona (Covid-19) di kementriannya.
Sementara surat terbuka kedua Adian diberi tajuk "BUMN dan UMKM Dalam Cerita dan Angka, Siapa Pahlawan Sesungguhnya?"
Inti dari isi surat terbuka kedua itu adalah soal penilaian Adian soal kinerja Erick Tohir dalam pengelolaan BUMN, terutama masalah mekanisme penempatan para pejabat tinggi di BUMN.
Bukan hanya itu, mantan aktivis'98 itu juga menyinggung besaran utang BUMN senilai Rp. 5600 triliun. Menurutnya, utang tersebut jauh lebih besar dibanding utang luar negeri Malaysia, sebesar Rp. 3.500 triliun.
Di luar dua surat terbuka di atas, Adian juga sempat menuding bahwa pengisian jabatan direksi dan komisaris di seluruh perusahaan pelat merah ditunjuk melalui jalur titipan. Tak tanggung jumlahnya mencapai ribuan orang.
Adian menduga mayoritas dari ribuan orang tersebut kemungkinan besar adalah titipan para mafia yang bergerak di berbagai sektor.