Pintu gerbang kemajuan suatu negara adalah adanya sinergisitas segenap unsur pemerintahan pusat hingga daerah dan lapisan masyarakat. Melenceng satu saja, dampaknya adalah masalah.
PAPARAN di atas penulis maksudkan untuk menyoroti peristiwa yang sedang hangat-hangatnya terjadi di Indonesia. Yaitu terkait rencana Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang akan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai besok, Senin (14/9/20). Atau, bahasa ngetrennya adalah injak "rem darurat".
Dilihat dari sudut pandang perkembangan kasus penyebaran virus di DKI Jakarta yang sulit dikendalikan pasca diberlakukan PSBB transisi, niat Anies adalah langkah yang tepat. Tentunya dengan kembali membatasi kegiatan sosial, budaya dan menutup kegiatan perkantoran bisa efektif memotong mata rantai penyebaran virus.
Asal tentu ada syaratnya. PSBB diterapkan dengan penuh kedisiplinan tinggi masyarakat dan ketegasan dari Pemprov DKI. Termasuk menjamin kehidupan ekonominya. Sebab kalau tidak, hasilnya akan sama saja dengan saat pertama kali PSBB dilaksanakan pada 10 April 2020. Virus corona terus saja merajalela dan menebar maut.
Lalu, bagaimana kalau dilihat dari sudut pandang ekonomi? Inilah yang menjadi akar permasalahan, sehingga Anies Baswedan seperti dianggap trouble maker oleh para pembantu Presiden Jokowi di Kabinet Indonesia Maju (KIM).
Begitu mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengumumkan rencananya kembali menerapkan PSBB, setidaknya ada tiga menteri yang merasa keberatan dan langsung menyentil rencana tersebut.
Mereka adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang.
Rata-rata apa yang menjadi keberatan ketiga menteri di atas adalah imbas dari rencana (ulang) Anies akan berat dirasakan oleh dunia usaha, serta "slonong boy" karena tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah pusat.
Dari sentilan ketiga menteri itu yang paling menarik perhatian publik adalah Airlangga Hartarto. Dengan tegas, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar itu menyebut Anies sebagai trouble maker atau biang masalah. Karena pasca Anies mengumumkan rencana penerapan kembali PSBB, Rabu (9/9), esok harinya gejolak ekonomi juga langsung terjadi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung jeblok dan jatuh terpuruk sangat dalam.
Pernyataan Airlangga ini langsung mendapat sorotan tajam. Tak sedikit yang menilai pernyataannya tersebut tidak tepat, karena sebelumnya Presiden Jokowi menyatakan bahwa sektor kesehatan harus menjadi prioritas dibanding pemulihan pemulihan ekonomi.