TERBENTUKNYA Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), cukup menggegerkan blantika politik tanah air. Hal itu dipicu oleh para anggotanya yang tergabung dalam kelompok yang dideklarasikan pada Selasa (18/8/2020) di Tugu Proklamasi, Jakarta tersebut adalah tokoh-tokoh "keras" dan kerap kritis terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
Sebut saja dari beberapa tokoh dimaksud adalah mantan Ketua PP Muhamadiyah, Din Syamsuddin; ekomon senior, Rizal Ramli; mantan Sekretaris BUMN, Muhamad Said Didu; profesor akal sehat, Rocky Gerung; dan belakangan mantan Ketua Umum PAN, Amien Rais pun turut bergabung.
Kehadiran KAMI ditanggapi beragam. Ada yang menyokong dengan dalih baik sebagai penyeimbang dan kontrol terhadap kinerja pemerintah. Namun, cukup banyak pula yang nyinyir. Mereka menilai, kelompok yang digagas Din Syamsuddin dan kawan-kawan tersebut sarat dengan muatan politis.
Tak sedikit yang menduga, platform KAMI sebagai kelompok untuk "menyelematkan Indonesia" dengan mengedepankan pergerakan moral masyarakat tak lebih dari kedok semata. Hal itu sengaja dihembuskan guna menutup niat-niat tersembunyi (hidden agenda).
Benar tidaknya beragam tanggapan publik tersebut tentu masih membutuhkan pembuktian lebih jauh. Dan, itu hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Kendati demikian, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, tampaknya yakin bahwa KAMI dibentuk untuk kepentingan politik dari beberapa tokoh yang ada di dalamnya.
Hal itu setidaknya Megawati sampaikan dalam sebuah pidatonya pada acara pembukaan Sekolah Dasar Calon Kepala Daerah (Cakada), Rabu (26/8/2020).
Megawati mengatakan, bahwa dalam tubuh KAMI banyak tokoh-tokoh yang memiliki keinginan menjadi Presiden RI. Hanya saja, disayangkan Mega, tokoh-tokoh dimaksud tidak memiliki partai politik sebagai kendaraaan untuk mencalonkan diri pada Pilpres 2024 mendatang.
Ungakapn Megawati pada acara pembukaan Cakada tersebut dinilai sebagian pihak sebagai bentuk sindiran terhadap KAMI, khususnya bagi tokoh-tokoh yang memiliki syahwat nyapres.
Jika dikerucutkan, sejauh ini tokoh KAMI yang digembar-gemborkan memiliki keinginan untuk maju pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut adalah mantan Panglima TNI, Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo.
Syahwat politik pria kelahiran Tegal, 13 Maret 1960 itu bukan barang baru. Sebelumnya, dia juga pernah berkeinginan mencalonkan diri pada Pilpres 2019 lalu. Hanya saja, saat itu tak ada satu partai pun yang meliriknya.