KONTESTASI Pilpres 2024 sudah sama-sama diketahui semua pihak masih jauh. Namun, pergerakan politik menuju perburuan kursi Indonesia satu dan dua ini gaungnya sudah terasa jauh-jauh hari.
Hal ini jelas terbukti dengan beragam berita yang ditulis oleh media nasional yang ada di tanah air. Tak jarang, media mainstream ini mewartakan gerak-gerik para kandidat, mewacanakan nama yang akan maju nyapres, dan info-info hasil analisis elektoral dari beberapa lembaga survei.
Sejauh ini telah cukup banyak nama yang digadang-gadang memiliki syahwat untuk maju Pilpres 2024. Ada yang benar-benar hendak diusung oleh partai politiknya, ada yang memproklamirkan diri punya niatan nyapres, dan ada pula yang digadang-gadang oleh publik cukup layak jika dicalonkan.
Semua tersebut di atas pasti sah-sah saja terjadi dalam iklim demokrasi. Hanya saja, siapapun dan darimanapun keberangkatan nama-nama yang punya niatan nyapres, tentu harus melewati dulu regulasi yang masih berlaku sekarang, yakni Undang-Undang Pemilu Nomor 7 tahun 2017.
Dari sekian banyak kandidat, beberapa diantaranya diprediksi memiliki potensi cukup besar bisa lolos dari regulasi tersebut di atas. Sebut saja diantaranya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Ketua DPR RI, Puan Maharani, Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Airlangga Hartarto, Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Nama-nama di atas memiliki potensi paling besar untuk bisa maju Pilpres mengingat memiliki partai politik yang jelas, sebagai syarat utama pencalonan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pemilu.
Namun, di luar nama-nama yang sudah memiliki partai politik, ada juga nama non partai yang sepertinya memiliki syahwat tinggi untuk nyapres. Salah seorang diantaranya adalah mantan Panglima TNI, Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo.
Nama Gatot Nurmantyo sebenarnya bukan pertama kali digadang-gadang bakal maju pencapresan. Sebelumnya pada Pilpres 2019 lalu, jendral bintang empat ini sempat mengemuka sebagai salah satu calon yang bakal meramaikan kontestasi pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Namun, karena satu dan lain hal, dia gagal mewujudkan maksudnya.
Bergabung dengan KAMI
Seiring gagal lolosnya Gatot pada Pilpres 2019, perlahan namanya pun hilang dari peredaran politik nasional. Dia seolah hilang ditelan bumi.
Nama Gatot Nurmantyo kembali mencuat ke permukaan setelah sejumlah tokoh nasional membentuk Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), yang diantaranya ada nama pria kelahiran Tegal, 13 Maret 1960 ini sebagai salah seorang penggagasnya.