Lihat ke Halaman Asli

Rocky Gerung, Gibran dan Rezim Orba

Diperbarui: 22 Juli 2020   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : Rocky - Gibran - Tomy : detikcom - edit : elang salamina


MULUT pedas Rocky Gerung dalam mengkritisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Iokowi) memang tak usah diragukan lagi. Pria yang kerap disebut profesor akal sehat ini bukan sekali dua kali melontarkan narasi-narasi yang mampu membuat merah telinga yang dikritiknya.

Bukan hal aneh jika Rocky Gerung selalu antusias mengkritisi pemerintahan Presiden Jokowi, sebab sejak awal dia telah terang-terangan memproklamirkan diri sebagai pihak yang menempatkan dirinya sebagai oposisi.

Tak ada yang salah dengan sikap Rocky. Sejatinya, tiap pemerintahan dimanapun tak terkecuali dengan Indonesia membutuhkan seseorang atau institusi yang kritis. Hal ini demi terciptanya pemerintahan yang benar dan selalu on the track alias tidak menyimpang dari kententuan aturan yang berlaku. Asal, tentu saja kritik dimaksud lebih bersipat konstruktif.

Hanya saja, wujud kritik yang dilakukan oleh pria kelahiran Manado, 20 Januari 1959 ini seringkali cenderung sarkasme, destruktif dan tidak membangun.

Tapi, dalam kritik terbarunya kali ini sedikit berbeda. Rocky menyoroti soal isu yang sedang hangat-hangatnya menjadi materi diskursus publik dalam beberapa waktu terakhir. Yaitu, soal majunya putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka pada Pilwakot Solo 2020 mendatang.

Rocky yang juga ahli filsuf ini menyebut majunya Gibran dalam kontestasi Pilkada serentak tersebut menunjukan, bahwa Presiden Jokowi lebih otoriter dibanding dengan era rezim orde baru, yang dipimpin Presiden Soeharto.

Hal itu dipicu dengan tindakan Presiden Jokowi yang memanggil pesaing utama Gibran, yang saat ini tengah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Solo, Ahmad Purnomo ke Istana Presiden. 

Dia menyebut tindakan orang nomor satu di republik ini secara terang-terangan sedang memainkan penyogokan politik demi memuluskan langkah anaknya menjadi orang nomor satu di Kota Solo.

Demikian disampaikan oleh Rocky melalui channel YouTube miliknya, Rocky Gerung Official bertajuk 'Pilwalkot Solo, Kotak Kosong vs 0t4k Kosong' yang tayang pada Selasa (21/7/2020).

"Jokowi sogok pesaing anaknya dengan mengundang ke Istana. Ini orang nggak lagi hitung macam-macam, ini bukan sekadar arogansi, tapi maksimum kebusukan politik, ultimum kebusukan politik," kata Rocky, Selasa (21/7/20). Suara.com.

Masih dikutip Suara.com, Rocky menilai Jokowi sedang memainkan nepotisme jabatan politik.
Rocky mengingatkan publik pada nepotisme di zaman Orde Baru. Saat Presiden Soeharto berkuasa, dia menunjuk anaknya, Siti Hardijanti Rukmana atau dikenal Mbak Tutut sebagai Menteri Sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline